SOLOPOS.COM - Ganjar Pranowo saat menghadiri perayaan Imlek di Lasem, Rembang (Facebook Ganjar Pranowo)

Pertanian Jawa Tengah ditargetkan mampu menghasilkan gabah kering sebanyak 11,6 juta ton selama 2016.

Semarangpos.com, CILACAP – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mengemukakan pihaknya menargetkan produksi gabah kering panen (GKP) di Jateng selama 2016 mencapai 11,6 juta ton.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Target ini diungkapkan Ganjar seusai menghadiri panen raya padi di Desa Mernek, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, Senin (29/2/2016). Ganjar mengaku optimistis dengan target itu meskipun saat ini curah hujan sangat tinggi serta banyak serangan hama dan penyakit tanaman.

“Bisa. Wereng kan tidak kita biarkan, air kita urusi juga. Makanya tadi dikasih benih yang tahan banjir, bukan dia (beninya) yang menahan banjir, tetapi genangan yang lama sampai dua minggu bisa ditahan. Benihnya Inpari 30,” ujar Ganjar kepada para wartawan, Senin.

Ganjar mengaku Jateng banyak daerah penghasil beras yang hasilnya cukup bagus seperti Cilacap, Banyumas, Sukoharjo, Grobogan, Klaten, dan Soloraya. Bahkan daerah di sepanjang sungai yang tidak pernah kering memiliki potensi hasil panen yang bagus.

Ia mengatakan bahwa petani selama sumber airnya beres akan menggunakan pola tanam padi, pari, pantun atau 3P.

“Selalu prosesnya seperti itu, ‘padi, pari, pantun’. Saat yang ketiga, sebenarnya mereka berada pada posisi yang unggul karena biasanya kekeringan, dia masih bisa tanam, maka harganya bagus sekali. Inilah rezeki petani,” katanya.

Lebih lanjut, Ganjar mengatakan bahwa Pemprov Jateng sangat mendukung budi daya pertanian dengan konsep yang sangat simpel, yakni keroyokan dan apa yang diidentifikasi.

Ia mengatakan bahwa petani selama benihnya unggul, mereka akan bicara masalah air dan pupuk.

Setelah hal itu ditangani dengan didampingi penyuluh dan semua ikut mendampingi, kata dia, hasilnya sangat luar biasa.

“Rata-rata dulunya 5,3 ton per hektare, sekarang lebih. Saya bilang, enggak usah tinggi-tinggi 8 ton per hektare, 7 ton per hektare saja,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya