SOLOPOS.COM - Ilustrasi panen padi (JIBI/Solopos/Antara/Siswowidodo)

Pertanian Jatim diharapkan tetap bisa diserap produknya oleh Bulog Jatim, sehingga target penyerapan 750.000 ton tahun ini tercapai.

Madiunpos.com, MALANG — Bulog Jatim tetap optimistis menyerap beras petani hingga 750.000 ton sepanjang 2015 ini meskipun tantangannya tidak mudah. Bulog Jatim harus bersaing dengan pemain swasta yang sama-sama mencoba membeli beras petani dalam jumlah besar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Divisi Regional Bulog Jatim Witono mengatakan sampai dengan 18 April 2015, beras yang berhasil Perum tersebut mencapai 217.000 ton, sedangkan target penyerapan periode Januari-Mei sebesar 526.160 ton. “Meski begitu, tetap optimistis karena penyerapan beras per hari sudah tinggi, yakni 9.000 ton,” ujar Witono di sela-sela Sosialosi tentang Bulog di Malang, Senin (18/5/2015) malam.

Optimistis juga ditunjang fakta bahwa panen padi di Jatim molor satu bulan. Karena itulah, sampai dengan Agustus 2015, diperkirakan masih ada panen di beberapa daerah di Jatim. Namun, puncak panen padi berlangsung pada Mei. Karena itulah, momentum selama dua pekan akan dimanfaatkan Bulog untuk seoptimal mungkin menyerap beras petani.

“Dengan tren seperti itu, maka kami optimistis serapan beras masih besar sehingga tidak perlu impor untuk mengamankan stok nasional,” katanya.

Pemerintah Terlambat
Meski demikian, tantangan dalam penyerapan beras bukan berarti tidak ada, di antaranya keterlambatan pemerintah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP), keterlambata panen, harga beras di atas HPP, cuaca, pajak mitra kerja pengadaan, dan pelayanan perbankan.

“Tapi tantangan yang paling berat justru oleh pemain swasta yang membeli beras dengan kualitas apa pun yang harganya di atas HPP,” ujarnya.

Karena itulah, Bulog terus berupaya meningkatkan penyerapan beras dengan mengoptimalkan Satgas Pengadaan dan Unit Bisnis Pengelolaan Gabah Beras, mengoptimalkan peran dari mitra kerja pengadaan, dan koordinasi dengan perbankan untuk pembayaran pada hari libur.

Juga, pemetaan panen beras, pembentukan tim pembelian gabah dan beras, monitoring dan evaluasi secara rutin dan insidental, kerja sama dengan PT Pupuk Indonesia Holding Company, Perhutani, dan Gerakan Penerapan Pengelola Tanaman Terpadu-TNI serta koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan dan sosialisasi.

Tolak Impor
Menurut dia, impor beras bagi Bulog merupakan kebijakan yang sangat tidak diinginkan. Kebijakan tersebut terpaksa dilakukan jika stok beras nasional memang terganggu.

Karena itulah, selain beras medium, Bulog Jatim juga berupaya menggenjot penyerapan beras premium untuk memperkuat stok beras nasional.Sampai saat ini, penyerapan beras premium oleh Bulog Jatim sudah mencapai 3.000 ton.

Bila dibandingkan dengan realisasi penyerapan beras medium, realisasi sebesar itu memang tergolong kecil. “Namun pasokan beras premium memang kecil. Sebagian besar petani menanam padi dengan kualitas medium,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya