SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi berdialog dengan petani peraih penghargaan Adhi Karya Pangan, di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/12/2015) sore. (Setkab.go.id)

Pertanian Indonesia mengalami kenaikan. Presiden berharap petani juga bisa menikmati hasilnya.

Solopos.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, meskipun sudah menaikkan anggaran Kementerian Pertanian 100 persen, dirinya akan menunggu hasilnya 2-3 tahun, apakah dengan anggaran yang sudah diberikan itu memberikan sebuah hasil.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

“Apakah impor pangan akan semakin menurun, apakah produksi, entah padi, entah jagung, entah kedelai akan naik. Akan saya lihat. Saya tidak ingin tergesa-gesa. Baru setahun sudah minta sebuah hasil, tidak. Ini sebuah program jangka menengah, jangka panjang yang terus menerus,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada pemberian penghargaan Adhi Karya Pangan Nusantara, di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/12/2015) sore.

Sejauh ini, kata Presiden Jokowi, impor sudah mulai turun. Kelihatan, jagung sudah drop turun, apalagi yang lain juga drop turun. Daging juga drop turun, bawang drop turun, sudah kelihatan angka-angkanya.

“Kelihatan, tetapi saya ingin melihat nanti 2-3 tahun lagi ini akan semakin kelihatan, karena kita ingin fokus kita berikan prioritas pada sektor pertanian,” ujarnya.

Tetapi Presiden mengingatkan, jangan sampai produksi kita meningkat tapi kesejahteraan petani tidak meningkat. Presiden Jokowi mengaku tiap bulan dirinya melihat, nilai tukar petani seperti apa.

“Alhamdulillah, setiap bulan saya lihat naik. Naik. Jadi yang disampaikan oleh Pak Menteri tadi misalnya harga gabah yang naiknya dibanding tahun yang lalu, naiknya lebih dari 1.000, saya kira itu sebuah loncatan yang besar lagi,” papar Presiden seraya mengingatkan agar hati-hati karena kalau kenaikannya terlalu tinggi juga yang beli beras juga teriak-teriak semuanya.

Presiden seperti diberitakan Setkab.go.id, Senin, dibemenegaskan, agar yang diuntungkan dari kenaikan harga gabah itu petani, bukan orang ketiga, orang keempat, orang kelima yang ada ditengah-tengah ini.

“Jangan sampai yang banting tulang dari pagi sampai malem pagi sampai malem pagi sampai malem petani, tetapi yang untung yang ada di tengah, enggak. Saya sampaikan kepada Menteri Pertanian agar didorong harga itu betul-betul dinikmati oleh petani,” kata Presiden Jokowi.

Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi juga menyinggung kebiasaan kita impor bahan pangan. “Saya selau bertanya kenapa ini kita lakukan terus menerus padahal kita bisa menanam sendiri padahal kita bisa produksi sendiri. Kenapa kita harus impor,” ungkap Presiden Jokowi.

Ternyata, lanjut Presiden, jawabannya adalah kalau impor itu bayarnya bisa belakangan. Jawabannya hanya itu, padahal kebutuhan jagung kita sangat besar sekali.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya