SOLOPOS.COM - Ilustrasi Petani Merawat Tanaman Tembakau (Dok/JIBI/Solopos)

Pertanian Gunungkidul untuk komoditas tembakau membuat petani merugi

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Musim kemarau menyebabkan harga tembakau anjlok. Kondisi ini juga memaksa petani tembakau menderita kerugian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Diungkapkan oleh salah satu petani tembakau di Dusun Wareng II, Desa Wareng, Wonosari, yaitu Sutrisno pada Jumat (23/10/2015). Harga jual tembakau masih dalam kondisi daun sehabis dipanen masih berbentuk daun, sebelum kemarau bisa mencapai Rp35.000 per Kilogram (Kg) hingga Rp40.000 per Kg. Namun saat ini hanya Rp27.000 sampai Rp30.000 per Kg.

Ekspedisi Mudik 2024

Musim kemarau yang tidak kunjung berakhir, membuat dirinya harus membeli air yang diantar dengan tanki untuk dipergunakan untuk menyiram tanaman tembakau di ladangnya. Padahal, dalam sepekan, ia perlu membeli air sebanyak dua kali. Satu kali pembelian, empat buah tanki, berisi 5.000 liter air.

“Kalau dihitung-hitung, total pengeluaran dan hasil yang didapatkan tidak sebanding. Bahkan kali ini hasil daun yang berhasil dipanen, tidak begitu bagus, memang keterbatasan air menjadi kendala utamanya,” jelasnya.

Sementara itu, secara terpisah, salah satu petani tembakau di Dusun Kembang, Desa Sumberejo, Semin, yakni Warsono justru memilih tidak menanam tembakau pada saat ini, karena musim kemarau mengharuskan dirinya bekerja lebih keras.

“Harus menutup satu per satu tanaman dengan daun jati agar tidak kepanasan. Saya memilih menanam palawija,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya