SOLOPOS.COM - Ilustrasi penjemuran tembakau (JIBI/Solopos/Dok.)

Pertanian Gunungkidul, khususnya petani tembakau kesulitan hadapi musim hujan.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL —  Petani Tembakau di Dusun Singkar 1, Desa Wareng, Wonosari mengalami kendala dalam masa panen pada kemarau basah saat ini. Proses penjemuran hasil panen tembakau tak dapat dilakukan secara maksimal, pasalnya hujan masih terus turun di Daerah tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah seorang petani tembakau, Samiyem mengatakan musim kemarau basah saat ini cukup menghambat proses penjemuran panenan daun tembakau. Jika pada umumnya, tanaman musim kemarau tersebut dapat kering selama satu hingga dua hari. Namun kali ini membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk menjemur. Ia pun mengaku tak dapat menjalankan sejumlah kewajiban rumah tangganya karena harus menunggui tembakaunya, jika sewaktu-waktu turun hujan.

“Sekarang ini perlu sampai tiga hari bahkan lebih untuk menunggu kering,” kata dia.

Petani lainnya, Jumbidi mengaku rugi saat menjual tembakau dengan harga jual yang tak terlalu tinggi. pada tahun lalu, dirinya menjual tembakau dengan harga Rp31.000 per kg. Padahal, ia pun harus mencukupi kebutuhan air untuk lahannya dengan membeli air seharga Rp70.000 per tangki yang berisi 5.000 liter dan menghabiskan 36 tangki. Sedangkan untuk tahun ini ia telah menghabiskan sebanyak 20 tangki karena terbantu air hujan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya