SOLOPOS.COM - Ilustrasi hama tikus tangkapan petani. (JIBI/Solopos/Antara/Yusuf Nugroho)

Kebijakan ini dilakukan untuk mengurangi potensi penyebaran penyakit leptospirosis yang saat ini sedang marak.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul siap memberikan bantuan pupuk untuk memberantas hama tikus. Kebijakan ini dilakukan mengurangi potensi penyebaran penyakit leptospirosis yang saat ini sedang marak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Astuti Adiyati mengatakan, pihaknya siap membantu dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit leptospirosis yang disebabkan karena tikus. Oleh karenanya, sambung dia, dinas telah menyiapkan stok obat untuk memberantas hama tikus. “Pemberantasan ini berfungsi ganda. Di satu sisi untuk mengurangi hama yang menyerang tanaman, sedang manfaat lainnya juga untuk menekan sebaran penyakit leptospirosis yang disebabkan oleh tikus,” kata Astuti saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (22/3).

Dia menyontohkan, bantuan obat untuk pemberantasan tikus sudah dilakukan di Kecamatan Patuk, tepatnya di Desa Terbah. Bantuan ini diberikan karena adanya permintaan dari kecamatan untuk memberantas tikus yang diduga sebagai penyebab meninggalnya tiga warga di daerah itu. “Begitu ada permintaan kami langsung kirim. Selain itu, upaya gropyokan tikus juga dilakukan untuk menekan populasi hewan pengerat ini,” ujarnya.

Menurut Astuti, pemberian obat pembasmi tikus ini dapat diberikan ke seluruh desa. hanya saja, untuk permohonan harus diajukan secara resmi oleh pihak desa atau kelompok tani yang dimiliki. “Ini sebagai pertanggungjawaban pengeluaran obat. Jadi harus dilakukan secara resmi dengan membuat permohonan. Untuk stok sendiri saya kira masih sangat mencukupi,” katanya.

Lebih jauh dikatakan Astuti, dari sisi kasus serangan hama tikus di wilayah pertanian Gunungkidul masih relatif kecil. Namun adanya penyakit leptospirosis yang diduga karena air seni tikus menjadi perhatian bersama untuk upaya pencegahan.

Camat Patuk Haryo Ambar Suwardi mengatakan, di wilayahnya sudah ada beberapa warga yang meninggal karena penyakit leptospirosis. Sebagai tindak lanjut dari kasus ini, pihak kecamatan sudah berkoordinasi dengan pemerintahan desa dan tokoh masyarakat untuk gerakan pencegahan.

Salah satu cara pencegahan dengan melakukan kegiatan gropyokan tikus di area pertanian. Selain itu, upaya pencegahan dilakukan dengan sosialisasi ke masyarakat tentang bahaya tikus bagi kesehatan. “Kita terus sosialisasikan baik melalui pertemuan warga atau pada saat ceramah di Shalat Jumat,” kata Ambar.

Untuk diketahui, kasus leptospirosis di Gunungkidul mengalami lonjakan signifikan. Hingga akhir Maret ini, sudah ada 38 kasus dengan korban meninggal dunia ada sebelas jiwa. Sedang di tahun lalu, hanya ada empat kasus dengan jumlah meninggal dunia tiga orang. “Kebanyakan kasus ini terjadi di wilayah utara Gunungkidul seperti Patuk, Ngawen, Nglipar dan Gedangsari,” kata Kepala Seksi Pengendalian Penyebaran Penyakit Tidak Menular dan Zoonensis, Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Gunungkidul Yudo Hendratmo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya