SOLOPOS.COM - cabai

Penanaman yang direncanakan mulai 2017 itu akan dilakukan secara bertahap untuk mengantisipasi kesenjangan masa panen.

Harianjogja.com, JOGJA- Pemda DIY menggulirkan program menanam cabe 500 hektare di empat kabupaten sebagai respon terhadap kenaikan harga cabe akhir-akhir ini. Penanaman yang direncanakan mulai 2017 itu akan dilakukan secara bertahap untuk mengantisipasi kesenjangan masa panen.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

Kepala Dinas Pertanian DIY Sasongko menyatakan, program penanaman cabe dengan luas sekitar 500 hektare itu akan dikembangkan di Sleman, Gunungkidul, Bantul dan Kulonprogo mulai tahun ini. Penanaman cabe tersebut tidak hanya dilakukan di persawahan warga namun juga non sawah seperti pekarangan rumah milik warga.

“Cabe yang ditanam ini ada banyak varietas, tetapi diutamakan yang cocok untuk lahan di DIY. [Bibit] Ada yang dihasilkan dari lokal [DIY] dan benih yang sudah dilepas,” ungkapnya di Kompleks Kepatihan, Selasa (14/2).

Ia mengakui program penanaman cabe itu untuk mengantisipasi persoalan tingginya harga cabe yang sering terjadi di saat musim tidak panen. Oleh karena itu, melalui program tersebut penanaman cabe dilakukan secara bertahap agar tidak terjadi panen secara bersamaan. Mengingat, ketika panen secara serentak seringkali menimbulkan masa waktu tidak panen membuat stok berkurang sehingga harga terlampaui tinggi.

“Kami ingin menjaga agar tidak terjadi kesenjangan antar waktu panen. Sehingga diharapkan nanti ada waktu selalu panen. Karena itu kami menata penanaman dilakukan secara bertahap di tiap kabupaten. Misalnya di Bantul 15 lokasi, nanti Sleman 10 [lokasi] untuk tahap awal, panennya bergantian,” jelasnya.

Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY Gatot Saptadi mengatakan, untuk mencegah terjadinya kenaikan harga cabe di DIY, pihaknya membentuk jalur distribusi seperti rumah pangan kita (RPK). Jalur itu akan dimaksimalkan operasinya untuk memutus permainan para pengepul yang memanfaatkan ruang transaksi antara petani menuju konsumen dengan menaikkan harga. “Penyebab harga tinggi karena jalur distribusinya banyak dikuasai pengepul. Salahsatu langkah kita ciptakan jalur distribusi melalui RPK, kan Dinas Pertanian ada toko tani dan sejenis,” ungkap pria yang juga Plt Kepala Dishub DIY ini.

Ia mengakui harga cabe memang belum sepenuhnya stabil. Namun, di DIY tidak ada cabe impor yang masuk. Mengingat pasokan lokal DIY dinilai masih cukup serta beberapa dipasok dari wilayah terdekat seperti Jawa Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya