SOLOPOS.COM - Bupati Boyolali, Seno Samodro. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Pertanian Boyolali menjadi sorotan Pansus AMJ DPRD karena Bupati Seno Samodro dinilai gagal mendongkrak sektor itu.

Solopos.com, BOYOLALI – Bupati Boyolali Seno Samodro dinilai gagal meningkatkan ekonomi khususnya sektor pertanian di kabupaten setempat.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Hal itu diungkapkan Anggota Pansus DPRD Boyolali untuk akhir masa jabatan (AMJ) Seno Samodro, Agus Ali Rosyidi, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (26/3/2015).

Ia menuturkan Pansus AMJ mulai bekerja mencermati pencapaian rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) yang tertuang dalam beberapa visi dan misi Bupati.

Menurut dia, dari empat misi Bupati ada satu misi yang menjadi sorotan, yakni peningkatan ekonomi rakyat berbasis sektor unggulan daerah dan mempertahankan Boyolali sebagai wilayah lumbung padi.

“Dari empat misi itu, kami melihat misi peningkatan ekonomi rakyat, khususnya sektor pertanian menunjukkan kinerja yang negatif. Bupati gagal meningkatkan ekonomi sektor pertanian,” kata Agus Ali.

Menurunnya kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian daerah, kata dia, menunjukkan kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali untuk meningkatkan sektor pertanian belum efektif.

Di satu sisi, Agus Ali menyampaikan, misi Bupati terkait peningkatan iklim usaha dan investasi sudah menunjukkan kinerja positif.

Berdasarkan data yang diterima , pada tahun 2010 sektor pertanian mampu berkontribusi hingga 32,31% terhadap perekonomian. Tahun 2011, kontribusi mulai menurun menjadi 31,16%. Kemudian, di tahun 2013 dan 2014 kontribusi sektor ini tinggal 29,34% dan 28,37%.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut), Bambang Purwadi, mengakui penurunan kontribusi pertanian terhadap ekonomi. Tapi menurutnya, penurunan kontribusi ini bukan berarti terjadi kemunduran sektor pertanian.

“Boyolali tetap sebagai lumbung padi,” kata dia.

Meningkatnya sektor industri, kata Bambang, tak bisa dimungkiri menjadi salah satu penyebabnya.

“Sektor industri telah menyerap tenaga kerja hingga 38.000, otomatis sumber daya manusia ini yang bergerak di sektor pertanian berkurang,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya