SOLOPOS.COM - Daryanti, 27, penjual sayur di Pasar Boyolali, menata barang dagangannya, Senin (24/8/2015). (Kharisma Dhita Retnosari/JIBI/Solopos)

Pertanian Boyolali diterpa serangan hama sehingga menyebabkan kualitas sayuran yang dihasilkan tak optimal.

Solopos.com, BOYOLALI — Serangan hama yang tersebar merata pada sejumlah wilayah penghasil sayur di lereng Merapi-Merbabu berimbas pada penurunan pasokan sayur di Pasar Cepogo, Boyolali.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Salah seorang petani Dukuh Selo Tengah, Dukuh Grintingan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, Narti, 50, mengatakan pascamaraknya serangan hama, kuantitas dan kualitas tanaman sayur berkurang.

Hama yang banyak menyerang tanaman sayur petani adalah wereng hijau, putih, dan hitam.

Ekspedisi Mudik 2024

Berbeda dengan hama wereng cokelat pada tanaman padi yang identik dengan kelembaban dan musim hujan, hama wereng hijau, putih, dan hitam menyerang sayuran di saat kemarau kering. Tanaman sayur yang banyak terserang adalah sawi, daun bawang, brokoli, dan kembang kol.

“Daun-daunnya pada kering. Kembang kol juga jadi kerut-kerut kecokelatan. Selain itu tanaman juga tidak bisa segemuk di musim hujan,” ungkap dia.

Pedagang sayur di Pasar Cepogo, Boyolali, Sri Suwarni, 35, mengatakan pasokan sayuran dari Cepogo, Selo, dan sekitarnya turun sekitar 50%.

Dia menambahkan peralihan sebagian besar tanaman sayur ke tembakau juga memengaruhi ketersediaan sayuran kawasan Boyolali lereng Merapi-Merbabu.

Menurutnya, pedagang Pasar Cepogo banyak mendatangkan sayuran dari wilayah Tawangmangu, Karanganyar dan Ketep, Magelang untuk menutupi kekurangan pasokan.

Sri mencontohkan jika pada kondisi normal Boyolali wilayah lereng Merapi-Merbabu bisa memasok sekitar 5 kuintal sawi hijau per hari, kini separuhnya saja tidak sampai terpenuhi.

Sementara itu, harga sayuran di pasaran pun cenderung meninggi. Harga sayuran bergerak tidak pasti. Sawi hijau yang biasa dihargai Rp1.500 per ikat naik menjadi Rp2.000-Rp3.000, demikian pula dengan harga sayuran lainnya.

“Di sini yang partai besar ambilnya dari Tawangmangu sama Ketep. Dari Cepogo-Selo ambilnya untingan. Misal sawi hijau Cepogo, satu unting [ikat] kurang dari setengah kilo itu di pasaran sekitar Rp2.000-Rp3.000 kalau yang bagus. Ini kembang kol harga bakul Rp8.500 per kilo. Harga eceran di kota sudah beda lagi,” tutur dia saat dijumpai di Pasar Cepogo, Minggu (23/8/2015).

Pedagang eceran Pasar Boyolali yang biasa kulakan di Pasar Cepogo, Juminten, 55, mengatakan kesulitan mencari barang dagangan. Kalaupun ada, harganya tinggi.

Hal yang sama juga diungkapkan pedagang lainnya. Daryanti, 27.

Nek sing ra kulino nukoni ndak dipaido [Kalau dengan yang tidak biasa belanja, nanti dipikir bohong], tur barangnya juga sulit. Meski barangnya kurang bagus, tapi harganya tetap tinggi. Kalau kulakan banyak, risiko bosok [busuk] kalau enggak laku,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya