SOLOPOS.COM - Bupati Boyolali, Seno Samodro, memanen kedelai di Desa Pusporenggo, Kecamatan Musuk, Rabu (13/5/2015). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Pertanian Boyolali mengembangkan kedelai di sejumlah wilayah.

Solopos.com, BOYOLALI — Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut) Boyolali memprediksi produksi kedelai Boyolali tahun ini mencapai 3.600 ton hingga 4.000 ton.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Harapannya di tahun 2017 Boyolali bisa swasembada pangan. Salah satunya didukung dengan produksi kedelai yang tinggi,” kata Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dispertanbunhut Boyolali, Supardi, di sela-sela panen raya kedelai di Desa Pusporenggo, Kecamatan Musuk, Rabu (13/5/2015).

Program pengembangan budidaya kedelai seperti Pengembangan Areal Tanam-Program Indeks Pertanian (PAT-PIP) dan Gerakan Pengolahan Tanam Terpadu (GPTT) terus dilakukan untuk peningkatan mutu pangan.

“Dari produksi kedelai di Juwangi, Wonosegoro, dan Klego, kualitasnya cukup baik. Hanya saja, petani masih menemui kendala pemasaran. Hasil panen kedelai baru bisa dijual petani ke pasar. Semestinya Bulog [Badan Urusan Logistik] sudah menyerap panen kedelai petani, tapi di sini belum sampai ke Bulog,” papar dia.

Petani masih diuntungkan dengan harga kedelai lokal yang saat ini berkisar Rp7.000 – Rp8.000 per kilogram.

Penyuluh Pertanian Kecamatan Musuk, Ismadi, mengatakan meskipun sempat terserang hama kepik hijau, panen kedelai di Pusporenggo termasuk bagus mencapai Rp1,7 ton per hektare dari total lahan 35 hektare.

Bupati Seno Samodro menjanjikan akan memberikan bantuan mesin perontok kedelai dan satu unit traktor bagi petani kedelai di Desa Pusporenggo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya