SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Rachman)

Solopos.com, BOYOLALI–Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pertanian Kecamatan Klego mengimbau petani untuk tetap waspada terhadap kekeringan di daerahnya. Itu menyusul adanya 56 hektare sawah mengalami puso Juni kemarin.

Kepala UPTD Pertanian Klego, Ir. Jumeri, mengatakan 56 hektare sawah yang mengalami puso tersebut disebabkan oleh kekeringan. Lahan itu mayoritas berada di Desa Karanggatak dan sebagian di desa-desa sekitarnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Mayoritas sawah di Kecamatan Klego merupakan sawah tadah hujan. Sehingga besar kemungkinan terjadi kekeringan,” katanya saat ditemui solopos.com di ruang kerjanya, Rabu (16/7/2014).

Jumeri menambahkan hanya ada beberapa lahan sawah yang mendapat irigasi penuh sepanjang tahun yakni sawah yang berada di sekitar Waduk Bade. Lahan-lahan tersebut berada di Desa Blumbang, Bade, dan Sumber Agung dengan total luas 27,90 hektare.

“Jadi yang dapat irigasi tersebut yang sepanjang tahun bisa menanam padi tiga kali, sementara yang tadah hujan ya menanam palawija,” tambahnya.

Lebih lanjut Sumeri mengatakan terdapat sumur pantek di 13 desa yang ada di Kecamatan Klego. Sumur pantek tersebut berfungsi sebagai aliran irigasi ketika petani kesulitan air. Namun terkadang sumur pantek pun volume airnya dirasa tidak cukup untuk mengairi luas lahan yang ada.

“Masing-masing desa ada sumur panteknya, namun sumur tersebut kan tetap melihat kandungan air di dalam. Apalagi musim kemarau seperti ini pasti kandungannya semakin menipis,” lanjut Sumeri.

Sementar Koordinator Penyuluh UPTD Pertanian Karanggede, Suripto, mengatakan saat ini petani masih ada yang baru menanam. Bahkan beberapa dari mereka ada yang belum memanen pada masa tanam (MT) II.

“MT III itu kan dimulai Juni, namun para petani masih ada yang belum panen MT II pada pertengahan Juli ini,” ujar Suripto.

Ia menuturkan petani di wilayahnya sudah cukup sadar untuk menanam palawija di MT III. Adanya hujan beberapa hari terakhir tidak akan berimbas pada petani untuk menanam padi. Menurutnya sangat rawan kekeringan apabila petani memaksakan menanam padi dengan hanya mengandalkan sawah tadah hujan di musim kemarau kali ini.

“Walaupun banyak yang bilang ini adalah kemarau basah, ya kami harapkan petani tidak memaksakan untuk menanam padi terutama untuk sawah yang sepenuhnya mengandalkan tadah hujan,” beber Suripto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya