SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bojonegoro–Pertamina menolak usulan desa terpencil di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur untuk mendapatkan minyak tanah bersubsidi.

“Usulan yang kami ajukan ditolak, karena jatah minyak tanah bersubsidi sudah tidak ada,” kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Bojonegoro, Jhoni Nurhariyanto, Jumat (11/6).

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Dia menyebutkan, Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo, diusulkan kepada Pertamina untuk mendapatkan minyak tanah bersubsidi, karena desa di tengah kawasan hutan jati di Bojonegoro itu belum berlistrik.

Usulan itu diajukan setelah proses konversi minyak tanah ke elpiji di Bojonegoro berlangsung sejak dua bulan lalu.

“Semua warga di desa terpencil memanfaatkan minyak tanah untuk penerangan,” katanya.

Sementara itu, harga minyak tanah nonsubsidi di sejumlah wilayah di Bojonegoro berkisar Rp7.000,00 hingga Rp7.500,00 per liter, bahkan di desa terpencil menjadi Rp8.000,00 per liter, sehingga menyusahkan masyarakat.

“Sejauh ini pasokan minyak tanah di Bojonegoro berjalan normal, tidak ada gejolak,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Bambang Suharno.

Di Bojonegoro, tercatat masih ada sejumlah desa yang belum berlistrik, seperti Desa Pejok, Kecamatan Kedungadem yang juga diusulkan bisa mendapatkan minyak tanah bersubsidi.

Menurut dia, jajaran Pertamina di Surabaya yang pernah diundang ke Bojonegoro diminta ikut menangani desa terpencil di Bojonegoro, di antaranya dengan memberikan bantuan mesin diesel atau pemasangan tiang listrik untuk memudahkan masuknya listrik di wilayah setempat.

“Usulan itu hanya mendapatkan jawaban akan diusahakan, sehingga belum ada kejelasan,” katanya.

ant/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya