SOLOPOS.COM - Ilustrasi elpiji 3 kg alias gas melon. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Elpiji 3 kg dikeluhkan warga langka di sejumlah daerah di Jateng.

Semarangpos.com, SEMARANG — PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Regional (MOR) IV Jawa Bagian Tengah (JBT) membantah adanya kelangkaan liquefied petroleum gas (LPG) alias elipiji bersubsidi kemasan tabung isi 3 kg di pasaran Jateng.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bantahan ini disampaikan Manager Humas Pertamina Area JBT, Andar Titi Lestari, menyusul pemberitaan sejumlah media baik online maupun cetak yang mengabarkan kelangkaan elpiji 3 kg di sejumlah daerah, salah satunya Kota Salatiga. Andar bahkan menuding kabar itu tidak benar.

[Baca juga Elpiji 3 Kg Langka di Semarang, Warganet Curiga Ada Permainan]

Stok elpiji 3 kg, atau yang familier disebut gas melon, di wilayah Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini aman. Bahkan, pekan lalu saat masa libur Hari Iduladha, pihaknya menambah suplai elpiji 3 kg di wilayah Jateng dan DIY, sekitar 972.000 tabung.

“Tidak mungkin kalau elpiji 3 kg di Jateng dan DIY langka. Kalau stoknya langka, mungkin hanya di level pengecer,” ujar Andar saat dihubungi Semarangpos.com, Selasa (5/9/2017).

Andar mengaku ketersediaan elpiji 3 kg di tingkat pengecer bisa jadi langka. Hal itu kemungkinan disebabkan permainan dari para pengecer.

Meski demikian, pihaknya tidak bisa berbuat lebih jauh karena pengawasan untuk elpiji di tingkat pengecer langsung dilakukan oleh pemerintah daerah masing-masing. “Wewenang kami hanya menyuplai elpiji ke agen resmi, pangkalan, dan langsung ke masyarakat yang tidak mampu, yang berhak memperoleh elpiji bersubsidi. Jadi kami tidak mengurusi pengecer karena mereka dikategorikan masyarakat mampu,” ujar Andar.

Andar pun mengimbau masyarakat yang merasa kesulitan mendapat elpiji 3 kg untuk mencarinya langsung ke agen maupun pangkalan resmi Pertamina. Saat ini, menurut dia ada ratusan ribu lebih pangkalan elpiji di Jateng dan DIY, dengan 45.000 di antaranya berada di Kota Semarang.

Ia juga meminta masyarakat untuk melaporkan ke Pertamina jika ada agen maupun pangkalan yang melakukan kecurangan dengan menjual elpiji 3 kg melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan. Berdasarkan catatan Semarangpos.com, HET elpiji melon untuk radius 0 km-60 km dari stasiun pengisian adalah Rp16.900/tabung, sedangkan untuk radius 60 km ke atas Rp17.400

“Silakan jika ada masyarakat yang melihat ada agen atau pangkalan resmi [yang menerapkan harga di atas HET], segera laporkan ke Pertamina. Kami akan langsung memberikan sanksi, seperti pencabutan izin usaha,” imbuh Andar.

Andar menambahkan Pertamina setiap bulan rata-rata menyuplai 1.746.000 tabung gas elpiji 3 kg di Kota Semarang. Jumlah itu masih ditambah saat masa libur Iduladha 2017 lalu sekitar 33.206 tabung. “Jadi enggak mungkin kalau kosong,” beber Andar.

Terpisah, Ketua DPC Hiswana Migas Kota Semarang, M. Yanuar N. Rahman, membenarkan jika tidak ada kelangkaan elpiji 3 kg di pasaran. “Stok elpiji di pangkalan resmi selalu ada. Kalau yang kosong mungkin di pengecer. Itu pun elpiji yang subsidi. Kalau yang non subsidi melimpah. Makanya, kami sarankan masyarakat mulai memakai yang elpiji yang non subsidi,” ujar Yanuar.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya