SOLOPOS.COM - Leonardo Medina memberikan keterangan kepada awak media, Jumat (13/1/2023), sebelum bersama Persis Solo bertolak ke Tangerang. (Solopos.com/Ichsan Kholif Rahman)

Solopos.com, SOLO – Menakhodai Persis Solo menjadi awal karier bagi Leonardo Medina di Indonesia sekaligus tinggal di negeri ini. Dia resmi bergabung bersama Laskar Sambernyawa pada awal November 2022.

Leonardo Medina memiliki pengalaman kepelatihan selama 25 tahun dan tiga tahun terakhir (sebelum gabung Persis Solo) menjadi asisten pelatih klub raksasa Liga Malaysia, Johor Darul Ta’zim.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pelatih asal Meksiko bernama lengkap Leonardo Medina Arellano itu ternyata di Indonesia khususnya di Kota Solo serta menikmati kondisi sepak bola negeri ini.

“Saya merasa sangat baik di sini, sangat nyaman. Saya senang di Solo dan Indonesia,” kata Leonardo Medina kepada wartawan, Jumat (13/1/2023)

Leonardo Medina juga mengakui suporter sepak bola di Solo memiliki ketertarikan kepada sepak bola. Demikian juga dengan suporter lain di  Indonesia yang  memiliki kecintaan kepada sepak bola.

“Saya sangat senang terhadap hal itu. Saya sangat suka dan respect dengan orang-orang Indonesia, mereka punya banyak nilai,” imbuh Leonardo Medina.

Saat bergabunb ke Persis Solo, dia menyukai keberagaman pemain senior dan pemain muda.

Menurut Leonardo Medina hal itu sangat menarik untuk memanfaatkan banyak pemain muda bermain di dalam tim utama. Dia menyebut Persis Solo mempunyai rata-rata pemain yang cukup segar, yaitu sekitar 27 tahun.

Kombinasi itu membuat Persis Solo semakin menarik dan atraktif ketika bermain di lapangan.

Pengalaman cukup lama di Liga Super Malaysia menjadikan Leonardo Medina bisa menilai  secara taktikal kompetisi di Malaysia dan Indonesia. Menurutnya dua negara ini cukup berbeda.

Leonardo Medina menyatakan permainan sepak bola di Indonesia memiliki kemiripan justru saat dia berada di Meksiko.

“Indonesia permainan jauh lebih strategis dan bermain secara cepat baik menyerang maupun bertahan. Sedangkan di Malaysia, strategi menunggu untuk melakukan counter attack lebih sering diterapkan. Indonesia mirip ketika saya berada di Meksiko, bermain cepat dan setiap klub ingin juara,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya