SOLOPOS.COM - Aktivitas pertambangan manual di alur Kali Woro, Kecamatan Kemalang, Klaten, Rabu (8/7/2020). (Solopos-Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Banjir lahar hujan menerjang alur Kali Woro, Kecamatan Kemalang, Klaten, Senin (25/1/2021) sore. Tak ada penambang atau truk yang berada pada alur kali tersebut saat lahar hujan mengalir.

Salah satu warga Dukuh Ngemplak, Desa Sidorejo, Kemalang, Jenarto, menjelaskan banjir lahar hujan mengalir hingga ke melewati Cekdam Karangbuntan pada alur Kali Woro antara Desa Sidorejo dan Balerante.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Aliran lahar hujan mencapai Cekdam Karangbutan sekitar pukul 16.30 WIB. “Di Sidorejo hanya gerimis. Mungkin di puncak [Merapi] hujan. Karena puncak mendung. Kemungkinan pukul 15.00 WIB puncak gunung sudah hujan,” kata Jenarto kepada Solopos.com, Senin.

Baca Juga: Pemkot Solo Izinkan Resepsi Pernikahan Selama PPKM, Tapi Di Hotel

Jenarto menjelaskan saat banjir lahar hujan menerjang alur Kali Woro, Kemalang, Klaten, tak ada aktivitas pertambangan galian C.

“Tadi memang ada beberapa penambang yang mau berangkat ke kali dan sepertinya ada dua truk mau ke sana. Melihat cuaca mendung dan area kali mulai hujan, mereka tidak melanjutkan aktivitas dan memilih pulang,” jelasnya.

Cukup Deras

Aliran lahar hujan pada Senin sore menjadi aliran lahar hujan kali pertama pada alur Kali Woro hingga mencapai alur kali antara wilayah Sidorejo dan Balerante sejak Merapi berstatus siaga. Aliran lahar hujan pada Senin sore juga cukup deras.

Baca Juga: DPRD Solo Umumkan Gibran-Teguh Cawali-Cawawali Terpilih, Kapan Dilantik?

“Sejak Merapi berstatus siaga, baru kali ini ada banjir lahar hujan dan membawa sisa material vulkanik. Banjir lahar hujan ini besar karena sampai melintasi Cekdam 1 [Cekdam Karangbutan]. Biasanya itu kalau banjir lahar hujan hanya sampai di atas Cekdam 1,” jelas Jenarto.

Aliran banjir lahar hujan Kali Woro, Klaten, itu disebut-sebut menjadi berkah bagi warga yang tinggal di lereng Merapi dan sekitarnya. Hal itu karena aliran tersebut membawa material sisa vulkanik berupa pasir dan batu.

Selama ini, alur Kali Woro menjadi lokasi pertambangan manual tak hanya warga lereng Merapi. Warga dari berbagai daerah berdatangan mengais rezeki dengan menjadi penambang manual mengumpulkan pasir dan batu sisa material vulkanik yang menumpuk pada alur sungai.

Baca Juga: Anggap Bukan Solusi, Pengusaha Kuliner dan Hiburan Sukoharjo Keberatan PPKM Diperpanjang

“Itu jelas berkah dari Merapi untuk kami yang tinggal di lereng Merapi dan sekitarnya,” ungkapnya.

Sekitar 1,5 Jam

Berdasarkan informasi yang Solopos.com himpun, aliran banjir lahar hujan Kali Woro, Klaten, berlangsung sekitar 1,5 jam mencapai kawasan Cekdam 2. Warga yang biasa menambang pada alur Kali Woro mulai mencari lokasi yang akan mereka tambang secara manual keesokan harinya.

Baca Juga: Sudah Divaksin, Ini Komentar Bupati dan Wakil Bupati Karanganyar

“Tentu ini banjir yang pertama dan dibilang berkah, ya berkah. Namun, kondisi Merapi saat ini masih siaga, masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan. Yang ngapling [menentukan tempat penambangan] itu yang biasanya kerja di sini,” kata salah satu penambang manual, Widodo.

Sekretaris BPBD Klaten, Nur Tjahjono Suharto, membenarkan ada aliran lahar hujan pada alur Kali Woro. Nur mengimbau warga tetap meningkatkan kewaspadaan mereka mengantisipasi kemungkinan tebing longsor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya