SOLOPOS.COM - Petugas Dinsos Sragen menyerahkan paket bantuan kepada keluarga korban bunuh diri di Kecamatan Gondang, Sragen, belum lama ini. (Istimewa/Dinsos Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Keluarga korban bunuh diri di Kecamatan Gondang dan Kecamatan Kedawung, Sragen, mendapatkan santunan dari Kementerian Sosial (Kemensos) belum lama ini. Keluarga korban bunuh diri di Gondang mendapat santunan Rp6 juta dan keluarga korban bunuh diri di Kedawung dapat Rp3 juta.

Pemberian bantuan bagi keluarga korban bunuh diri itu baru kali pertama diberikan Kemensos di Kabupaten Sragen.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial Sragen, Cosmas Edwi Yunanto, mengungkapkan bantuan untuk keluarga korban bunuh diri di Gondang itu terdiri atas santunan atensi anak senilai Rp1 juta, santunan duka cita senilai Rp2 juta, dan uang pemberdayaan senilai Rp3 juta.

Bantuan itu diterima nenek korban dan rencananya untuk modal usaha ternak lele. Untuk bantuan selanjutnya masih menunggu arahan Mensos.

“Untuk keluarga korban bunuh diri di Kedawung itu terdiri atas santunan atensi senilai Rp1 juta dan santunan kematian senilai Rp2 juta. Untuk bantuan lainnya masih menunggu hasil asesmen petugas. Anak yang ditinggal korban bunuh diri di Gondang itu masih duduk di Kelas VI SD dan ikut neneknya. Istri korban direncanakan akan pulang saat peringatan kematian 40 hari,” jelasnya.

Baca Juga: 5 Kasus Bunuh Diri di Sragen Selama Januari-Mei, 2 Kasus Libatkan Anak

Sekretaris Dinsos Sragen, Finuril Hidayati, menambahkan santunan itu baru kali ini diberikan Kemensos. Ia menduga ini karena dua kasus bunuh diri dengan tiga korban itu sama-sama melibatkan anak. Yakni sebagai korban dan sebagai saksi.

Dia menerangkan kemiskinan itu tidak selalu jadi pemicu orang untuk bunuh diri. Dari hasil asesmen petugas Dinsos, hal yang mendorong korban nekat bunuh diri adalah masalah yang kompleks sehingga untuk pencegahannya diperlukan penguatan keluarga.

“Kami memiliki Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) yang siap mendampingi keluarga yang bermasalah. Untuk pendampingan anak bermasalah, kami punya Pusat Kesejahteraan Anak Terintegrasi. Bagi anak-anak dalam keluarga yang rentan atau berisiko tidak sejahtera itu karena faktor apa pun, sehingga perlu pendampingan dan membantu mencarikan solusi sesuai permasalahan yang dihadapi,” jelasnya.

Baca Juga: 3 Kasus Bunuh Diri Dalam Sehari di Sragen Tampar Muka Pemerintah

Dia menjelaskan semua tugas pendampingan itu dilakukan oleh pekerja sosial anak yang profesional dan psikolog di Dinsos. Dinsos mengupayakan keluarga korban bunuh diri itu masuk data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) berdasarkan usulan desa.

“Data itu akan diverifikasi Kemensos. Bila memenuhi kriteria masuk SK Mensos bulan berikutnya,” sambungnya.

Dia menambahkan, kalau ditemukan seseorang yang sudah mencoba bunuh diri atau bahkan sempat celetuk akan bunuh diri maka keluarga hadir untuk peduli dan lebih waspada. Orang tersebut harus diawasi serta didorong untuk mencarikan solusi atas permasalahannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya