SOLOPOS.COM - Letkol (Inf) Devy Kristiono. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Lahir dan tumbuh menjadi remaja di Bandung, Jawa Barat (Jabar), sosok Dandim 0735/ Solo Letkol Devy Kristiono sesungguhnya berdarah Jawa. Anak pertama dari tiga bersaudara itu lahir dari pasangan Tumikan (alhmarhum) dan Dwi Ambar Astuti, yang sama-sama dari Jogja.

Sejak 8 September 2021 laki-laki berpangkat Letnan Kolonel (Letkol) Infanteri itu dipercaya memimpin Kodim 0735/Solo menggantikan Letkol Inf Wiyata Sempana Aji. Sebuah tugas yang bisa dikatakan cukup prestisius.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Walau terbilang kecil, Solo merupakan salah satu barometer nasional. Dari kota ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) berasal. Di kota ini pula, putra sulung Presiden Jokowi, yaitu Gibran Rakabuming Raka, menjadi Wali Kota.

Saat berbincang dengan wartawan akhir pekan lalu, Dandim Solo itu mengakui bertugas di Satuan Komando Teritorial merupakan hal baru baginya. Sebab selama lebih dari 18 tahun bertugas, dirinya selalu berada di komando tempur.

Baca Juga: Buru-Buru Tinggalkan Laga Persis Solo, Gibran: Meh Nonton Ikatan Cinta!

“Hal baru bagi saya dinas di Solo ini. Karena saya banyak di satuan tempur, mengantisipasi gangguan atau ancaman negara. Sekarang bertugas di satuan operasional komando teritorial,” ujar lelaki kelahiran 4 Desember 1980 itu.

Sesuai kodrat prajurit TNI, lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 2002 tersebut bertekad menjalankan tugas barunya sebaik mungkin. Sebagai bukti totalitas dalam bertugas, dia memboyong istri dan dua anaknya ke Solo.

Terkesan dengan Solo

Mereka kini tinggal di Rumah Dinas (Rumdin) Dandim 0735/Solo di Baron, Laweyan, Solo. “Mungkin sudah rezeki saya 18 tahun lebih di Kopassus. Ini [bertugas di Solo] amanah. Apa pun perintah tugas, kami siap melaksanakan,” katanya.

Baca Juga: Festival Ayo Membaca Hadir Kembali di Solo, Banyak Agenda Menarik Lho!

Selama 18 tahun tugas di Kopassus, dimulai Devy ketika berpangkat Letda di Grup 02 Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura. Di tempat itu ia bertugas selama setahun. Setelah itu ia ke Batalion 23 Kopassus di Bogor.

“Setelah itu saya Selapa, lalu saya pindah di Serang Banten di Grup 1. Di situ selama tiga tahun. Setelah saya Wadanyon, saya Seskoad. Setelah Seskoad saya pindah di Kasmin Danjen Kopassus Cijantung setahun,” tuturnya.

Devy lantas melanjutkan tugas sebagai Danyon Grup 1 Kopassus di Serang, lalu menjadi Kabag Pusdiklatpassus di Batu Jajar. “Kebetulan kakek buyut saya pejuang, kakek saya ABRI, bapak saya TNI, termasuk saya,” urainya.

Baca Juga: Mitos Kucing Candramawa Nyai Sembro Klangenan Raja Solo Paku Buwono X

Disinggung tugasnya kini di Solo, Devy mengaku sangat terkesan. Walau pun kota kecil, tapi Solo merupakan kota budaya yang sangat kental. Selain itu Solo merupakan salah satu destinasi wisata dengan banyak ragam kuliner.

“Solo unik. Karena kota budaya, ada Kasunanan dan Mangkunegaran. Juga terkenal kulinernya dari zaman dulu. Ada wedangan, tengkleng, dan sebagainya. Solo juga kota wisata, karena beberapa destinasi wisatanya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya