SOLOPOS.COM - LAYANAN TERPADU -- Sepasang orangtua menimang bayi mereka di sebuah rumah sakit di Solo. Kota Solo menjadi kota pertama di Indonesia yang menerapkan sistem pencatatan kelahiran yang terintegrasi dengan sistem pendataan untuk layanan publik dasar lainnya. (JIBI/SOLOPOS/Imam Yudha Putra)

LAYANAN TERPADU -- Sepasang suami istri menimang bayi mereka di sebuah rumah sakit di Solo. Kota Solo menjadi kota pertama di Indonesia yang menerapkan sistem pencatatan kelahiran yang terintegrasi dengan sistem pendataan untuk layanan publik dasar lainnya. (JIBI/SOLOPOS/Imam Yudha Putra)

SOLO – Sistem pencatatan kelahiran yang terhubung langsung dengan sejumlah layanan publik dasar meliputi kesehatan, pendidikan dasar dan sosial bukan lagi sebuah impian. Mulai April 2012, Pemkot Solo akan memulai sistem tersebut, dengan pilot project di Kecamatan Banjarsari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Untuk keperluan tersebut, Rabu (14/3/2012), telah diadakan pelatihan bagi petugas pelaksana operasional sistem peranti lunak. Sekitar 35 petugas dari instansi terkait seperti Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil), Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), petugas kesehatan di Puskesmas, rumah sakit umum daerah, rumah bersalin dan sebagainya, yang ada di Kecamatan Banjarsari, ikut dalam pelatihan yang digelar di Kusuma Sahid Prince Hotel (KSPH) Solo itu.

Hadir pula dalam pelatihan itu, Direktur Pencatatan Sipil Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Soetjcahjo. Soetjahjo mengungkapkan program yang merelasikan antara data pencatatan sipil dengan layanan dasar yang diterapkan di Solo ini merupakan yang pertama di Indonesia. “Pemkot Solo sangat kreatif. Di daerah lain belum ada yang menerapkan ini dan Solo telah memulainya. Ini ide Pemkot Solo sendiri dan saya akan berusaha memotivasi daerah lain agar mengikuti,” jelas Soetjahjo.

Selain untuk ketertiban administrasi dan pencatatan kependudukan, ada banyak keuntungan lain yang bisa didapat dari program ini. Di antaranya membantu perencanaan program yang terpadu baik dalam bidang layanan kesehatan, pendidikan dasar maupun sosial. Jika sebelumnya, setiap instansi yang membidangi itu memiliki database penduduk sendiri-sendiri, maka dengan sistem ini, database itu akan sama. Setiap bayi yang lahir dan tercatat di database Dispendukcapil juga bisa diakses di Disdikpora dan instansi lain yang terkoneksi sehingga program yang dibuat bisa lebih tepat sasaran.

Kepala Dispendukcapil Solo, Untara menambahkan dalam merintis program itu, pihaknya bekerja sama dan mendapat bantuan dari UNICEF. Semua pembiayaan terkait pengadaan software yang diperlukan berasal dari organisasi PBB itu. “Sementara ini kami dibantu UNICEF. Pemkot hanya menyediakan personel. Tapi ke depan, mungkin akan diajukan alokasi dana dari APBD untuk meneruskan program ini ke kecamatan-kecamatan lain,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya