SOLOPOS.COM - Marcello Cirelli sempat menjadi eksekutor andalan bola-bola mati saat masih di Persis Solo. Setelah hengkangnya Cirelli, Persis belum menemukan sosok serupa. (JIBI/Solopos/Sunaryo Haryo bayu

Solopos.com, SOLO – Sederet pembenahan telah dilakukan Persis Solo jelang laga krusial melawan PS Bangka di Stadion Manahan, Solo, Minggu (28/9/2014). Meski demikian, masih ada satu ganjalan yang meresahkan Laskar Sambernyawa, julukan Persis, yakni tak adanya sosok eksekutor bola-bola mati.

Selama mengarungi putaran babak 16 besar Divisi Utama (DU) 2014, Persis Solo memang terbilang cukup produktif dengan menciptakan 11 gol dalam lima pertandingannya. Namun, dari sederet gol itu, tak ada satu pun yang berasal dari set piece ataupun bola-bola mati.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Padahal, Persis Solo acap kali mendapat peluang dari bola-bola mati yang diakibatkan pelanggaran pada para pemainnya di depan kotak terlarang lawan. Meski demikian, karena tak adanya sosok eksekutor atau algojo bola mati, alhasil beberapa peluang itu pun seperti terbuang percuma.

“Iya, kami memang tidak punya sosok algojo bola-bola mati. Padahal, kami sudah sering kali memberikan latihan untuk tendangan-tendangan bola mati. Namun, sepertinya belum ada yang bisa mengeksekusi bola mati dengan sempurna,” ujar pelatih Persis Solo, Widyantoro, saat dijumpai wartawan seusai memimpin latihan timnya di Lapangan Kota Barat, Rabu (24/9) pagi WIB.

Persis Solo sebenarnya sempat memiliki eksuktor bola mati di awal musim ini pada diri Marcelo Cirelli. Namun, bek asal Argentina itu memutuskan hengkang di pertengahan musim karena alasan keluarga. Pascaditinggal Cirelli, ekskutor bola mati sempat menjadi milik Javad Moradi. Gelandang asal Iran ini pun beberapa kali membuat assist lewat set piece-nya.

Namun, belakangan ini akurasi Javad acap kali meleset. Posisi eksekutor Persis pun menjadi berubah-ubah, terkadang menjadi milik M. Wahyu, Fandi Edi hingga Ferry Anto, tanpa satu pun yang pernah berhasil melaksanakan tugas dengan sempurna.

Meski demikian, pelatih yang akrab disapa Wiwid itu tetap optimistis para algojonya itu akan berhasil jika kemampuannya terus diasah. Sayangnya, saat ini persiapan sedikit terganggu dengan kondisi tempat latihan di Lapangan Kota Barat yang tidak memenuhi standar.

“Lapangan di sini ukurannya tidak sesuai standard dan terlihat kekecilan. Jadi sulit untuk melatih set piece pemain. Mau set piece
dari sisi sayap saja anak-anak kesulitan,” imbuhnya.

Selain melatih set piece, Wiwid juga fokus membenahi lini belakang timnya, yang masih sering kedodoran. Di posisi belakang ini, pelatih asal Magelang itu lebih menekankan skuatnya untuk lebih cair dalam berkomunikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya