SOLOPOS.COM - Pemain Persis Solo berfoto sebelum pertandingan persahabatan melawan Semen Padang di Stadion Manahan, Solo, Kamis (5/3/2020). (Solopos/ M. Ferri Setiawan)

Solopos.com, SOLO — Awan gelap menggelayuti Persis Solo jelang hari jadinya yang ke-97 tahun, Minggu (8/11/2020). Di usia yang hampir genap satu abad, Laskar Sambernyawa belum kunjung menunjukkan pamornya kembali di kancah bola nasional.

Pandemi Covid-19 menguliti ketidaksiapan manajemen baru di bawah Vijaya Fitriyasa dalam pengelolaan tim. Manajemen sendiri tak menggelar acara apapun untuk merayakan HUT kali ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemilik baru Persis sejatinya sempat memberi gebrakan dengan membentuk tim sejak akhir 2019 untuk Liga 2 2020. Selain persiapan dini, manajemen memboyong deretan pemain bintang demi ambisi lolos ke kasta tertinggi musim depan.

Mengeluh Sakit, Wanita Grobogan Meninggal di Pasar Nglangon Sragen

Ekspedisi Mudik 2024

Namun masalah demi masalah muncul ketika kompetisi terhenti mulai Maret karena pandemi Covid-19. Problem paling mencolok yakni sengkarut gaji pemain yang hingga kini belum terselesaikan.

“Memasuki usia 97 tahun, Persis Solo mestinya punya pondasi yang lebih baik. Namun kami lihat peralihan kepemilikan dari Sigid Haryo Wibisono menuju Vijaya Fitriyasa membuat Persis stagnan, kalau tidak boleh dikatakan mengalami kemunduran,” ujar Presiden Pasoepati, Aulia Haryo Suryo, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (6/11/2020).

Lelaki yang akrab disapa Rio itu menilai komunikasi manajemen dengan Pasoepati juga kerap tersumbat sehingga suporter sulit menyampaikan masukan dan kritik. Pihaknya mendesak manajemen segera membuktikan komitmennya dengan persiapan serius ketika kompetisi dimulai lagi Februari-Maret 2021.

Keterlambatan Gaji

Dia juga menggarisbawahi keterlambatan gaji yang mesti segera diselesaikan. “Kalau tidak bisa ya biar investor lain mengambil alih,” tegas Rio.

Problem yang dihadapi Persis cukup ironis jika melihat optimisme yang mereka usung dalam HUT ke-96 tahun lalu. Saat itu manajemen menggaungkan tema Persis Solo is Coming Home. Itu menandai kembalinya Persis ke Stadion Manahan setelah sempat menjadi musafir saat pembangunan stadion. Tampil di markas sendiri diharapkan menjadi semangat tambahan pemain untuk lolos ke Liga 1.

Manajer Persis Solo, Hari Purnomo, mengakui klub masih memiliki sejumlah kekurangan di usianya yang memasuki 97 tahun. Namun dia menampik manajemen tak berusaha membawa Persis kembali menjadi tim yang disegani. Duit sebanyak Rp8 miliar, imbuhnya, telah digelontorkan untuk membangun klub dengan pemain bintang.

Heboh Boikot Produk Prancis, Hotman Paris Ngotot Enggak Akan Ganti Nama

“Bulan Januari kami sangat percaya diri bisa melalui musim dengan baik, apalagi kami telah memperbaiki hubungan dengan Pemkot Solo. Namun pandemi membuat momentum itu lenyap.”

Hari menambahkan klub mewacanakan pengumpulan pemain kembali bulan Januari untuk menyambut liga yang sedianya digelar mulai Februari. “Persiapan empat sampai enam pekan kami pikir sudah cukup memadai. Yang jelas kami belum hilang semangat untuk target promosi,” ujar Hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya