SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Minimnya putra daerah yang bergabung dengan Persis Solo musim ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi sebagian pihak. Persis yang memiliki sejarah panjang sebagai klub perserikatan tertua di Indonesia diharapkan mampu mengembangkan dan mewadahi bakat-bakat muda lokal Solo dan sekitarnya.

Pelatih dan manajemen Persis memang tak banyak memanfaatkan talenta lokal. Pada seleksi hingga penandatanganan kontrak, baru sedikit pemain asal Solo yang resmi bergabung dengan Laskar Sambernyawa untuk mengikuti Liga 2 musim 2019. Di antara nama-nama pemain yang telah mencapai kesepakatan, hanya Andri Prabowo yang berasal dari Solo, tepatnya berkampung halaman di Sukoharjo.

Promosi Pemimpin Negarawan yang Bikin Rakyat Tertawan

Sisanya adalah Dedi Tri Maulana (Palu, Sulawesi Tengah), Sukasto Effendi (Malang, Jawa Timur), Tegar Hening Pangestu (Bangka Belitung), Hapidin (Bandung, Jawa Barat), Oky Derry (Malang, Jawa Timur) dan Ugik Sugiyanto (Malang, Jawa Timur). Selain itu, nama-nama pemain yang sudah menjalani tes medis juga didominasi orang luar Solo.

Mantan pemain Arseto Solo, Sri Widadi, menilai PT Persis Solo Saestu sebagai pengelola tim senior seharusnya juga memikirkan pembinaan pemain junior. Menurutnya, Persis seharusnya membentuk pola pembinaan berkesinambungan dari junior hingga senior. “Ini penting sekali. Agar kelak, pemain junior itu tidak hilang ditelan keadaan,” ujarnya kepada Solopos.com, Kamis (21/2/2019).

Lelaki yang akrab disapa Dadit itu mengatakan Solo kini sudah memiliki Kelas Khusus Olahraga (KKO) di SMPN 1 Solo. Hal itu sebenarnya adalah upaya pembinaan atlet usia dini. Namun, jika pengelola jenjang senior tak memiliki perhatian, maka potensi lokal akan semakin tenggelam.

Menurutnya, Persis Solo harus mengagendakan kompetisi internal. Ia yakin bibit unggul pesepak bola bisa muncul melalui kompetisi internal yang diselenggarakan Perserikatan Sepak Bola, termasuk oleh Persis Solo. Namun, kompetisi internal yang seharusnya bisa diikuti 26 tim tersebut untuk beberapa waktu terakhir tak berlangsung di Kota Bengawan.

Padahal, talenta muda sangat mungkin muncul dari kompetisi internal tersebut. Hal itu bisa menjadi solusi atas permasalahan pemain yang diperlukan oleh Persis Solo dalam mengarungi Liga Indonesia. Dadit berpendapat para pemain potensial bisa ditarik menjadi pemain senior di tim utama untuk berlaga di Liga 2 Indonesia.

Sementara, pemain potensial lainnya bisa digabung menjadi satu tim B untuk berlaga di Liga 3 Indonesia yang dihuni klub-klub amatir. “Pemain yang bagus di Liga 3, bisa dipromosikan ke tim utama,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya