Persiba rindu laga kandang

BANTUL—Dicoretnya Sriwijaya FC di ajang Liga Primer Indonesia (LPI) makin menambah panjang penantian Persiba Bantul untuk menggelar pertandingan kandang.

Pelatih M Basri sampai mengaku rindu timnya tampil di depan publik sendiri. Pasalnya, raupan tiga poin yang didapatkan lebih mudah ketika tampil di kandang daripada dalam pertandingan lawatan ke kubu lawan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya makin bingung dengan adanya kenyataan seperti ini. Satu tim saja membuat porak poranda semuanya. Tiga kali berturut-turut harus melewatkan partai tandang, sungguh hal yang sangat tidak kondusif,” ujar Basri kepada Harian Jogja, Kamis (22/12).

Memang tidak dapat dipungkiri dengan tidak adanya pertandingan kandang melawan Sriwijaya FC, Si Merah Persiba harus kembali menjalani laga tandang, yakni ke Bojonegoro, Jawa Timur, guna menghadapi Persibo pada 14 Januari mendatang.

Bila dikalkulasi, kenyataan seperti itu sangat merugikan mengingat nilai yang didapatkan Persiba saat ini baru empat poin. Tentunya akan sulit bagi Wahyu Wijiastanto dan kawan-kawan untuk tetap berambisi menargetkan poin maksimal di kandang Persibo.

Selama ini penampilan tim pujaan hati Paserbumi, kelompok suporter Persiba, itu pun ketika tampil di kandang lawan belum sepenuhnya meyakinkan. Dapat menahan imbang Semen Padang belum merupakan jaminan solidnya permainan mengingat sepanjang pertandingan Persiba dibombardir pemain lawan.

“Maka dari itulah, pertandingan kandang amat penting untuk segera mengejar poin maksimal karena semua tim, tidak hanya Persiba saja, pasti selalu menarget seri ketika tampil di kandang lawan. Kalau situasi yang kami hadapi saat ini, kapan kami dapat poin maksimal,” tandas eks pelatih PSS Sleman tersebut.

Sekretaris Persiba Wikan Werdho Kisworo mengapresiasi kepastian tidak akan hadirnya tim Sriwijaya FC pada 7 Januari mendatang. “Kalau seperti itu kan artinya sudah jelas sehingga kami akan mengondisikan agar tidak seperti yang terjadi kala kami menungu kedatangan Mitra Kukar dulu,” tandas Wikan.(Harian Jogja/Arif Wahyu)

HARJO CETAK