SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANTUL—Wacana pemangkasan gaji bagi pemain menyeruak bersamaan dengan krisis finansial yang mendera Persiba Bantul. Wacana itu menjadi salah satu opsi yang digulirkan oleh manajemen, selain wacana merger dan beralih ke liga amatir.

Manajemen Persiba beralasan, dari seluruh beban pengeluaran tim sepanjang kompetisi, pengeluaran paling besar pada sektor belanja pemain. Sementara biaya operasional yang menjadi kebutuhan pokok tim jauh lebih rendah dari beban belanja pemain. Perbandingan antara belanja pemain dengan biaya operasional diperkirakan 60% berbanding 40%.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Sekretaris Persiba Wikan Werdo Kisworo menjelaskan, wacana pemangkasan gaji menjadi hal paling realistis jika klub tetap berkompetisi di ajang Indonesia Premier Leaguge (IPL). Dia menilai, pengurangan biaya operasional jelas tidak mungkin. “Jika soal biaya memang yang paling memungkinkan diturunkan adalah pengurangan gaji pemain, karena jika bicara operasional jelas tidak mungkin diotak-atik,” katanya, beberapa waktu lalu.

Biaya operasional tim meliputi pemenuhan kebutuhan tim sepanjang kompetisi seperti konsumsi, biaya perjalanan, penginapan dan kebutuhan hidup pemain selama kompetisi berlangsung.

Dia menilai, wacana pemangkasan gaji perlu proses penyamaan persepsi antara manajemen dengan pemain. “Tinggal menunggu reaksi pemain bagaimana, apakah mereka setuju atau tidak,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya