SOLOPOS.COM - Polres Bantul berusaha mengamankan wasit Ridwan Pahala yang memimpin jalannya pertandingan Persiba Bantul melawan PPSM Sakti Magelang di Stadion Sultan Agung, Bantul, Minggu (24/7/2017).(JIBI/Harian Jogja/Jumali)

Persiba Bantul melawan PSSM Magelang yang digelar pekan lalu sempat ricuh

Harianjogja.com, BANTUL — Kesalahpahaman yang melibatkan anggota SatPol PP Bantul dengan suporter Paserbumi saat laga Persiba Bantul kontra PSSM Magelang pada, Senin (24/7/2017) lalu berbuntut panjang. Dua orang suporter Persiba yakni Agung Prasetyo (23) warga Padukuhan Beran, Desa Canden Kecamatan Jetis dan Eren Nur Syam (19) warga Kecamatan Pleret babak belur dikeroyok oknum anggota Sat Pol PP Bantul, Selasa (1/8/2017) pagi di Kantor SatPol PP.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Baca Juga : Benarkah Pengeroyokan Paserbumi Direncanakan?

Sekretaris Satpol PP Bantul, Jati Bayu Broto Jati mengelak tudingan bahwa pengeroyokan telah direncanakan sebelumnya. Menurutnya sangat tidak mungkin pihaknya sengaja mengundang keduanya untuk dipukuli terlebih dilakukan di Kantor Satpol PP.

“Wong mereka [paserbumi] datang puluhan orang kok, masa kita sengaja mengeroyok,” imbuhnya.

Ia juga menampik jika kejadian tersebut merupakan pengeroyokan. Menurutnya, kericuhan dikantornya itu merupakan saling pukul antara anggota Satpol PP dan korban. Bahkan Jati menyebutkan, beberapa anggotanya juga mendapat sejumlah pukulan dari kedua supporter tersebut.

“Saling pukul, sama-sama kena pukul. Anggota kita juga ada yang kena,” ungkap Jati.

Jati mengakui, kedua korban diminta untuk datang ke kantornya pasca mediasi sebelumnya. Dia berdalih persoalan terkait kericuhan di Stadion Sultan Agung sudah selesai namun perlu menghadirkan keduanya sehingga seluruh persoalan bisa selesai secara personal. Pihaknya berencana mendamaikan antar individu baik dari anggotanya dengan kedua korban.

Terkait laporan korban ke pihak berwajib, Jati mengaku kaget. Pasalnya dari laporan yang diterimanya insiden tersebut tidak berlanjut dan kedua belah pihak sudah berdamai. Namun begitu Jati mengatakan akan menempuh jalur kekeluargaan jika masih memungkinkan.

Sementara itu, Kasat Pol PP Bantul Susanto membatah adanya aksi penganiayaan yang dilakukan anak buahnya itu. Ia mengatakan, dua orang itu di bawa ke belakang diberi nasehat agar tidak mengulangi lagi perbuatannya. “Tidak ada  aksi pemukulan dari anak buah saya”, tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya