Solopos.com, SAO PAULO – Persiapan Piala Dunia 2014 diguncang tragedi setelah sebuah mesin katrol raksasa rubuh lalu menimpa atap Stadion Corinthians Arena yang direncanakan menjadi tempat penyelenggara upacara pembukaan.
Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY
Akibat tragedi ini dua pekerja tewas dan sedikitnya satu pekerja lainnya mengalami luka-luka. Insiden ini juga mengakibatkan kerusakan eksterior stadion dan memperbarui pertanyaan apakah stadion ini akan siap tepat waktu menjadi penyelenggara pembukaan Piala Dunia 2014.
Saat ini para pekerja berlomba-lomba dengan waktu untuk menyelesaikan pembangunan stadion yang terletak di Sao Paulo, kota terbesar di Brazil. Di mana Desember menjadi tenggat waktu yang diberikan Federasi Sepak Bola Dunia FIFA untuk menyelesaikan pengerjaan stadion.
Mantan presiden klub sepak bola Corinthians, Andres Sanchez, yang membantu mengawasi pengerjaan stadion mengatakan sebuah mesin katrol patah saat mengangkat bagian dari atap stadion. Sanchez menyebut dampak kecelakaan ini belum jelas namun kekhawatiran terbesar adalah molornya penyelesaian pembangunan stadion.
Odebrecht SA, perusahan konstruksi stadion ini, berencana memulai kembali pengerjaan stadion pada Senin (2/12/2013). Namun ososiasi gabungan pekerja mengatakan pembangunan seharusnya dihentikan selama 30 hari untuk keperluan penyelidikan pihak berwenang mengenai kecelakaan ini.
Di situs resmi Stadion Corinthians Arena disebutkan pembangunan stadion sudah 94 persen jadi saat insiden ini terjadi. Namun akibat tragedi ini penyelesaian pembangunan diperkirakan tertunda dalam jangka waktu yang belum diketahui.
“Pada saat ini mustahil mengeluarkan perkiraan apa pun. Apa yang kami tahu adalah gambaran dari yang terlihat bahwa bagian struktur [stadion] rubuh,” kata direktur eksekutif komite penyelenggara lokal Piala Dunia 2014, Ricardo Trade.
“Pada saat yang sama, kami belum bisa berpikir apakah jika [pembangunan] tertunda tiga bulan, stadion tidak digunakan untuk Piala Dunia,” imbuh Trade.