SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO–Kedua belah pihak itu akhirnya sepakat untuk berdamai. Mereka sadar perseteruan tak pernah membuahkan keuntungan sama sekali. Bahkan, bagi pihak yang memenangkan sekalipun.

”Kita itu seharusnya malu. Masak, gara-gara pintu masjid, kita bertengkar. Sampai-sampai warga Solo dan juga Pak Wali tahu,” ujar Danramil Serengan, Fathoni saat menggelar pertemuan di lantai II Masjid Al Muttaqin, RT 1/RW V Kartopuran, Serengan, Solo, Jumat (23/12/2011).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lantai II Masjid Al Muttaqin Kartopuran, Serengan itu menjadi akhir sebuah cerita yang indah. Di lantai II masjid itulah, pertikaian yang bermula dari hal remeh-temeh, akhirnya menemukan jalan terang.

Di lantai II masjid itu Pula, kedua belah pihak bisa sama–sama saling memaafkan dan berpelukan.

”Kita itu satu keluarga masjid. Tak baiklah berseteru itu,” sambung Camat Serengan, Djoko Sulistyo menasehati dua kubu yang sempat bersitegang.

Kisah kelabu itu bermula ketika masjid waqaf Al Muttaqin direhab sekitar setahun silam. Awal mula proses pembangunan, sebenarnya sama sekali tak tepercik benih-benih masalah. Namun, ketika sebuah gang kecil yang merupakan akses jalan warga di utara masjid ditutup, di situlah awal episode konflik dimulai.

”Warga yang menempati tanah magersari itu akhirnya menjebol tembok yang menutupi akses jalan mereka.  Masing-masing pihak akhirnya bersitegang,” jelas Lurah Jayengan, Maryono.

Ketegangan pun berbuntut panjang. Suasana masjid berubah gerah. Kedua belah pihak sama-sama tak mau mengalah.

Perseteruan pun melebar ke mana-mana hingga warga diancam untuk lekas angkat kaki dari tempat tinggalnya. Sebab, tanah yang mereka tempati saat ini adalah tanah magersari alias sewa.

”Kami hanya membutuhkan keterangan secara jujur, apa yang membuat akses jalan itu ditutup,” aku salah satu warga dalam forum itu.

Beruntung, pertemuan di lantai II Masjid Al Muttaqin itu memberikan secercah harapan. Atas saran Danramil, Kapolsek, Camat hingga Lurah, masing-masing pihak yang berseteru akhirnya terbuka hatinya.

”Mari kita bersama-sama kembali meluruskan niat bahwa masjid ini dibangun untuk menyembah Gusti Allah,” pungkas Fathoni.

(Aries Susanto)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya