SOLOPOS.COM - Suasana penambangan pasir di Kali Woro, Kemalang, Klaten, beberapa waktu lalu. Para penambang saat ini mengaku kesulitan mendapatkan pasir karena bahan tambang yang tersedia lebih banyak tinggal kerikil dan batu. (JIBI/SOLOPOS/Iskandar)

Suasana penambangan pasir di Kali Woro, Kemalang, Klaten, beberapa waktu lalu. Para penambang saat ini mengaku kesulitan mendapatkan pasir karena bahan tambang yang tersedia lebih banyak tinggal kerikil dan batu. (JIBI/SOLOPOS/Iskandar)


KLATEN – Penambang pasir di aliran Kali Woro, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, mengaku resah. Pasalnya pasir Merapi yang selama ini menjadi sumber penghidupan mereka, kini jumlahnya semakin menipis, dan sulit untuk dicari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Keterangan yang dihimpun Solopos.com di lokasi penambangan menyebutkan sulitnya mencari pasir di Kali Woro itu sudah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir. Penambang pasir saat ini harus menggali lebih dalam dari biasanya untuk mendapatkan pasir. Seperti yang diungkapkan oleh penambang asal Desa Balerante, Kemalang, Parnu, dirinya saat ini mulai mencari material lain seperti batu dan kerikil yang ada di sepanjang Kali Woro. Hal tersebut disebabkan jika dirinya memaksakan mencari pasir, hasil yang didapatkan juga tidak maksimal dan memakan waktu yang lama. “Yang banyak tinggal batu, padahal yang laku dan sering dicari dari Kali Woro itu adalah pasir,” katanya kepada Solopos.com.

Parnu mengatakan biasanya dalam sehari bisa mengumpulkan dua hingga tiga truk pasir, namun saat ini, dirinya hanya bisa mengumpulkan satu truk pasir. “Sekarang truk-truk sudah jarang yang kesini, rata-rata sudah ke Kali Gendol, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta,” sambung Parnu.

Penambang lain, Karni, mengatakan saat ini menjual satu truk pasir saja cukup sulit, selain mencarinya susah, tak banyak truk yang masuk ke areal penambangan tersebut. “Kalau cari batu banyak, tetapi tenaga kita yang kewalahan, jika banyak yang mencari batu,” katanya.

Sementara itu, terpisah salah seorang truk asal Boyolali, Pairin, membenarkan tentang menipisnya pasir Merapi itu. Untuk mencari pasir di Kali Woro, dirinya harus masuk ke areal pertambangan yang lebih hulu. Padahal jalan menuju ke pertambangan hulu, sangat berbahaya untuk dilintasi kendaraan bermuatan berat.

“Untuk mencari pasir, kita harus menyusuri sepanjang aliran Kali Woro, padahal akan sangat berbahaya jika sewaktu-waktu ada erupsi atau banjir lahar dingin yang melewati aliran Kali Woro,” kata Pairin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya