SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Perpustakaan Solo mendapatkan kenaikan terkait honor pengelola perpustakaan kampung menjadi Rp750.000/bulan.

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menaikkan honor pengelola perpustakaan kampung senilai Rp160.000 per bulan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sebelumnya, pengelola perpustakaan kampung menerima honor senilai Rp590.000/bulan dan kini naik menjadi Rp750.000/bulan.

Kepala Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Solo, Sis Ismiyati, mengatakan kenaikan honor pengelola perpustakaan kampung ini mulai diberlakukan September 2015. Pemkot menaikkan honor ini setelah usulan tersebut disetujui dalam pembahasan APBD Perubahan tahun ini.

Ismi, sapaan akrabnya, mengatakan perpustakaan kampung di Solo ada sebanyak 18 unit yang terletak di 15 kelurahan di 5 kecamatan. Setiap perpustakaan hanya ada satu orang pengelola yang bertanggung jawab pada pelayanan.

Dia mengakui kenaikkan honor pengelola perpustakaan ini belum sesuai upah minimum kota (UMK) Solo senilai Rp1,2 juta. Menurut Ismi, hal tersebut karena jam kerja pengelola perpustakaan kampung rata-rata di bawah delapan jam per hari.

“Mulai September kenaikannya. Sebenarnya ingin disesuaikan UMK. Tetapi, karena jam kerjanya masih di bawah delapan jam, sehingga belum bisa diusulkan sesuai UMK,” jelas dia saat berbincang di kantor Arpusda Solo, Minggu (25/10/2015).

Ia menambahkan setiap perpustakaan kampung juga akan menerima uang pemeliharaan Rp500.000/tahun. Anggaran tersebut khusus untuk memelihara gedung perpustakaan.

Tahun ini, kata Ismi, Kantor Arpusda Solo tidak menganggarkan dana untuk pengadaan buku di perpustakaan kampung. Namun, tahun ini pengadaan buku difokuskan untuk pojok baca yang ada di 51 kelurahan di Solo.

“Tahun ini ada Rp171 juta untuk pengadaan buku. Tetapi, itu bukan untuk perpustakaan kampung, melainkan untuk koleksi di pjok baca yang ada di kantor kelurahan,” ujar dia.

Ismi mengatakan untuk tahun ini tidak ada pembangunan perpustakaan kampung yang baru. Bagi masyarakat di kelurahan yang menghendaki pembangunan perpustakaan bisa mengajukan ke Kantor Arpusda.

Dengan persyaratan harus menyediakan tanah minimal 65 meter persegi untuk bangunan perpustakaan.

Pengelola perpustakaan kampung di Kelurahan Sondakan, Laweyan, Diah Prawarani, mengatakan jumlah koleksi buku di perpustakaan Sondakan sebanyak 4.000 buah.

Menurut Diah, jumlah tersebut sebenarnya masih kurang mencukupi kebutuhan. Tetapi, gedung perpustakaan Sondakan seluas 65 meter persegi itu sudah tidak muat untuk menampung buku baru.

“Sebenarnya perlu penambahan buku. Tetapi, tempatnya yang tidak ada,” ujar dia.

Diah mengatakan pengunjung perpustakaan setiap hari semakin merosot. Saat ini hanya ada 10 sampai 20 orang/hari yang mengunjungi perpustakaan Sondakan.

Menurut dia, salah satu penyebab minimnya tingkat kunjungan adalah koleksi buku yang tersedia di perpustakaan merupakan buku lama. Perpustakaan Sondakan menerima pengadaan buku kali terakhir pada tahun 2013, setelah itu tidak ada pengadaan buku lagi.

Pengelola perpustakaan kampung di Kelurahan Pajang, Laweyan, Eviana Amri Kusmiati, mengatakan perlu ada pengadaan buku lagi untuk melengkapi koleksi perpustakaan kampung.

Dia mengatakan, perpustakaan juga membutuhkan mebeler yang berfungsi sebagai loker dan tempat tas pengunjung.

“Tingkat kunjungan memang menurun dibandingkan tahun lalu. Selain itu, sejak perpustakaan dilengkapi wifi gratis, banyak pengunjung yang memanfaatkan fasilitas wifi dibandingkan membaca buku,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya