SOLOPOS.COM - Ilustrasi perpustakaan keliling. (JIBI/Harian Jogja/Solopos)

Perpustakaan Solo, DPRD Solo usulkan pengelolaan perpustakaan kampung kepada warga.

Solopos.com, SOLO–DPRD Solo mengusulkan pengelolaan perpustakaan kampung yang tersebar di wilayah kota dialihkan pada masyarakat atau kelurahan setempat. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Solo selaku pengelola perpustakaan kampung saat ini dinilai tidak optimal dalam mengembangkan fasilitas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anggota Komisi IV DPRD, Reny Widyawati, mengatakan pengelolaan perpustakaan kampung di Solo cenderung membebani Arpusda. Selama ini, biaya operasional seperti pengadaan buku, honor pegawai perpustakaan hingga tagihan listrik dibebankan pada Arpusda. Padahal instansi tersebut masih membiayai Perpustakaan Daerah (Perpusda) tingkat kota yang kebutuhannya tak sedikit.

“Kalau ada kerusakan bangunan di perpustakaan kampung, larinya ke Arpusda. Sudah saatnya kelurahan dan masyarakat diberdayakan untuk mengurus perpustakaan di wilayah,” ujarnya saat ditemui wartawan di Gedung DPRD, Senin (15/2/2016).

Informasi yang dihimpun Solopos.com, pengelolaan terpusat membuat perpustakaan kampung sulit berkembang lantaran keterbatasan dana. Warga akhirnya jarang berkunjung ke perpustakaan karena koleksi buku yang disajikan kurang up-date. Menurut Reny, ke depan pengelolaan perpustakaan kelurahan perlu meniru taman cerdas. Dia menilai perpustakaan kampung sebenarnya strategis untuk menjangkau warga yang jauh dari Perpusda.
“Harapannnya masyarakat dan kelurahan setempat ikut merasa memiliki. Inovasi program perpustakaan juga bisa muncul jika banyak pihak yang peduli,” kata dia.

Di sisi lain, Komisi IV menyoroti efektivitas mobil perpustakaan keliling milik Arpusda. Menurut Ketua Komisi IV, Hartanti, Arpusda perlu rutin meng-update jadwal lokasi singgah perpustakaan keliling pada masyarakat. Arpusda memiliki tujuh unit mobil perpustakaan keliling yang bergiliran menyambangi sekolah dan ruang publik di Solo.

“Minimal sehari sebelumnya harus update lokasi, entah itu via website atau pemberitahuan. Ini penting agar warga dapat mengakses layanan,” ujarnya.

Hartanti mengatakan perpustakaan keliling dapat menjadi sarana efektif meningkatkan minat baca jika dikelola optimal. Dengan sistem jemput bola, warga dapat dengan mudah mengakses bahan bacaan. “Buku di perpustakaan keliling juga perlu di-update rutin. Saya lihat sebagian koleksi masih buku-buku lama,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya