SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KABUL Kekerasan perang tentu menyisakan trauma di benak anak-anak yang menjadi korban, seperti di Afghanistan. Namun, kini mereka punya hiburan baru untuk melupakan penderitaan akibat peperangan dengan membaca buku di bus perpustakaan.

Belasan anak bersemangat naik ke bus perpustakaan yang berhenti di pinggir jalan Kota Kabul, Afghanistan. Bus berwarna biru itu diberituliskan 4 Maghz yang dalam bahasa setempat berarti empat gagasan. Bus tersebut memiliki ratusan buku yang cocok dibaca anak-anak.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dikutip dari Reuters, Jumat (12/7/2019), bus perpusatakaan keliling 4 Maghz itu dikunjungi sekitar 300 anak setiap hari. Bus tersebut tidak melintasi gedung pemerintah, jalan utama, atau wilayah yang kerap menjadi sasaran kelompok militan Taliban atau Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Rute bus tersebut adalah pinggiran Kota Kabul yang tenang dan damai, tempat para pengungsi berlindung.

Berbeda dari perpustakaan biasa yang melarang pengunjung berbicara. Suara anak-anak yang berdiskusi sambil bercanda terdengar memenuhi perpustakaan keliling 4 Maghz tersebut. Ruang baca laki-laki ada di belakang, sementara untuk perempuan di depan.

Mengatur tempat duduk anak laki-laki dan perempuan adalah hal yang sangat penting,” kata salah satu sukarelawan yang mengelola bus perpustakaan 4 Maghz tersebut.

Anak-anak duduk bersila di lantai bus yang dilapisi karpet atau di meja baca sambil membaca buku dengan suara nyaring. Total ada sekitar 600 buku di perpustakaan keliling 4 Maghz yang merupakan sumbangan dari beberapa penerbit di Afghanistan.

Proyek bus perpustakaan di Afghanistan itu digagas oleh seorang wanita bernama Freshta Karim, 26. Wanita pemilik gelar master bidang kebijakan publik dari Oxford University, Inggris, itu ingin anak-anak korban perang maju dan mengembangkan diri dengan belajar.

Berdasarkan data dari organisasi Save the Children, hampir sepertiga anak-anak di Afghanistan tidak mendapat kesempatan sekolah. Mereka juga rentan dijadikan pekerja bahkan direkrut kelompok bersenjata. Sebagian lainnya mengalami eksploitasi dalam bentuk lain.

Perpustakaan keliling 4 Maghz di Afghanistan mulai beroperasi pada Februari 2018. Freshta Karim sengaja menggagas perpustakaan keliling untuk membantu anak-anak Afghanistan belajar. Lewat perpustakaan itu, Freshta Karim ingin memberikan kepada anak-anak sesuatu yang tidak didapatkannya semasa kecil. Yakni kesempatan memperluas cakrawala dan terbebas dari bayang-bayang perang serta kemiskinan.

Aku dibesarkan sebagai pengungsi di Pakistan dan kembali ke Afghanistan pada 2002. Aku menyelesaikan pendidikan sarjana di Kabul sebelum mendapat beasiswa untuk kuliah magister di Oxford University,” terang Freshta Karim.

Freshta Karim mengawali misinya dengan membuka kelompok membaca di rumahnya pada 2016 lalu. Dia ingin memberikan kesempatan membaca kepada banyak orang. Lantas, dia pun menyulap bus umum yang sudah usang menjadi perpustakaan keliling. Dengan cara itu, dia bisa mengajak lebih banyak anak untuk belajar membaca.

Bus perpustakaan keliling yang dipakai Freshta Karim disediakan oleh Kementerian Perhubungan Afghanistan. Sementara fasilitas lain di dalamnya merupakan sumbangan dari berbagai pihak. Bahkan, bahan bakar untuk bus tersebut merupakan hasil sumbangan.

Freshta Karim dibantu sejumlah mahasiswa untuk mengoperasikan beberapa bus perpustakaan keliling itu. Dia sangat senang bisa berbagi kebahagiaan dengan anak-anak korban perang di Afghanistan. Anak-anak pun merasa senang setiap kali membaca buku di sana.

Saya sangat senang membaca buku di sini. Ketika pulang ke rumah, saya bisa menceritakan kisah menarik kepada saudara saya,” kata Sameer, 10.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya