SOLOPOS.COM - Ilustrasi perpustakaan (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, SLEMAN – Pustakawan ternyata memiliki peran penting dalam mencegah terjadinya plagiarisme yang kerap terjadi di lingkungan pendidikan. Karena itu sebaiknya pustakawan diminta aktif dalam mencegah tindakan plagiat yang banyak dilakukan akademisi.

Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) membahas isu tersebut dalam tajuk “Diseminasi Informasi dan Plagiarisme” di auditorium Kampus IV belum lama ini. Dalam kesempatan itu pemateri yang juga Dosen Universitas Indonesia (UI) Profesor Sulistyo Basuki mengatakan perpustakaan perguruan tinggi sebaiknya berperan aktif dalam membantu mengurangi terjadinya plagiarisme. Mengingat perpustakaan memilik fungsi informasi, penyimpanan, pendidikan, penelitian dan kultural. Proses plagiarisme itu sebenarnya sudah mulai terjadi ketika dengan mudah seorang pemustaka meminta untuk menggandakan (foto kopi) suatu karya tulis tanpa mempertimbangkan aturan hak cipta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Perpustakaan dapat melakukannya dengan memberikan pendidikan kepada pemustaka melalui pelatihan literasi informasi bagi mahasiswa. Kemudian membantu dosen dalam melakukan sumber yang valid,” terangnya kepada Harianjogja.com.

Tak kalah pentingnya, lanjut dia, pustakawan membantu metode penelitian khususnya dalam penelusuran literatur. Serta pustakawan ikut serta dalam diskusi menyangkut plagiarisme, pencegahan dan kejujuran akademik dengan mendesain website ditautkan dengan kebijakan universitas. “Dalam laman web hendaknya disertakan butiran tentang bagaimana menhindari plagiarisme. Tantangannya adalah belum semua pustakawan universitas itu berpendidikan magister untuk dapat membantu melakukan penelusuran,” ungkap Sulistyo.

Sedangka pemateri lain, C. Kastowo menyoroti soal hak kekayaan intelektual. Menurut dia perpustakaan dalam memulai memberi penghargaan pada hak cipta. Misalnya dengan mengadakan pembatasan penggandaan ilegal karya seseorang sebagai bentuk penghargaan sebuah karya.

“Haki sebenarnya ingin memberi penghargaan pada subjek kreatif untuk memperoleh pengakuan dari hasil kreatifitasnya. Tapi maraknya plagiasi dengan berbagai modus cukup sulit dilakukan penindakan,” tegas Dosen Fakultas Hukum UAJY ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya