SOLOPOS.COM - PERPECAHAN -- Wakil Bupati Daryanto (kiri) dan Bupati Agus Fatchur Rahman saat pelantikan 4 Mei 2011 silam. (JIBI/SOLOPOS/dok)

PERPECAHAN -- Wakil Bupati Daryanto (kiri) dan Bupati Agus Fatchur Rahman saat pelantikan 4 Mei 2011 silam. (JIBI/SOLOPOS/dok)

SRAGEN – Isu perpecahan di antara Bupati Sragen, Agus Facthur Rahman dan Wakil Bupati Daryanto mendapat tanggapan sejumlah orang. Mantan legislator, Saiful Hidayat, meminta Bupati Agus Fatchur Rahman dan Wakil Bupati (Wabup) Daryanto agar kembali pada aturan main yang baku diatur dalam UU dan jangan sampai melampaui wewenang masing-masing.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kisruh di internal rumah tangga mereka, harap Saiful, jangan sampai melibatkan pihak lain, tapi diselesaikan secara internal. Penegasan pendukung pasangan Agus-Daryanto (ADA) itu disampaikan saat dihubungi Espos, Selasa (24/1/2012), melalui telepon selulernya. “Semua kembali pada aturan main yang ada, yakni pada komitmen awalnya.
Mereka kan pejabat politik dan pejabat publik. Kalau ada permasalahan silakan diskusi dengan partai pengusung, jangan malah partai lain menanggapi, kurang pas dan kurang logis. Masalah rumah tangga cukup diselesaikan di internal, jangan melibatkan orang lain. Apalagi sampai mengundang LSM untuk komentar, itu kan kurang pas,” tandas Saiful.

Ekspedisi Mudik 2024

Dia mengatakan setiap masalah bisa koordinasi bersama, jangan melalui LSM. Ke depan, pinta Saiful, sekian persen visi misi mereka harus terealisasi di tahun ini. “Peran Wakil dilakukan apa adanya. Membangun komunikasi yang lebih baik, ibaratnya Pak, mbok geger ora masalah, anak ojo nganti krungu (Pak, bertengkar tidak apa-apai tapi anak jang sampai tahu-red). Saya rasa tidak ada sesuatu yang prinsipiil. Posisi Wakil jangan melebihi perannya, selain
membantu Bupati,” imbuhnya.

Terpisah, Ketua Forum Masyarakat Sragen (Formas) Andang Basuki mengungkapkan hubungan Bupati-Wabup seolah kembali pada sejarah pemerintahan sebelumnya, yakni persoalan pembagian wewenang antara Bupati-Wabup. Wewenang Bupati-Wabup, ujar dia, jelas diatur dalam UU dan ternyata di Solo juga berjalan. “Yang penting komunikasi secara intensif harus terus dibangun mereka. Pengalaman pemeirntahan lalu mestinya jadi pelajaran pada pemerintahan sekarang. Bila ketidakharmonisan ini tak kunjung usai maka akan berdampak pada pelayanan dan realisasi program di masyarakat, yakni
program mbela wong cilik,” paparnya.

Menanggapi permasalahan hubungan Bupati-Wabup, mantan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Sragen, Suharno WD, hanya tersenyum. Sebagai mantan pimpinan partai pengusung ADA, Suharno berencana akan bersilaturahmi dengan pasangan yang diusungnya saat Pilkada. “Semua partai pengusung, ingin guyon bersama. Kepengen tahu ceritanya, tidak hanya sekedar ngusung. Apalagi saya baru keluar dari penjara. Soal waktu belum ditentukan, yang jelas ingin silaturahmi bersama, biar temu kangen. Kan sudah hampir 10 bulan, sampai hari ini belum ketemu. Ketiak bertemu ya pasti ada yang dirembuk,” terang Suharno.

Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Sragen, Bambang Widjo Purwanto, menerangkan kalau ada masalah dengan hubungan Bupati-Wabup mestinya partai pengusung yang harus membahas. Namun kenyataannya, lanjut dia, hubungan mereka baik-baik saja, sehingga Golkar, PAN dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak membahas masalah itu.

Bambang mengakui adanya pertemuan tiga partai pengusung di DPD Partai Golkar, Senin (23/1/2012) lalu. Menurut dia, pertemuan pengurus partai itu bukan membahas masalah hubungan Bupati-Wabup, melainkan mengevaluasi program apa saja yang belum terealisasi dalam visi misi ADA saat Pilkada. “Jadi tidak ada pembahasan masalah hubungan mereka karena
memang tidak ada masalah. Di internal Partai Golkar sendiri juga tidak ada masalah dan baik-baik saja. Saya kira hal itu hanya isu yang dimanfaatkan oleh pihak-pihak diluar kita,” tegasnya.

Sementara, Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman ketika dijumpai Espos, seusai pelantikan pejabat eselon di Rumah Dinas Bupati Sragen Selasa sore enggan berkomentar. Dia hanya tersenyum saja ketika ditanya Espos mengenai persoalan itu seraya berkata,”tidak usah,” dan memberikan isyarat penolakan dengan tangannya.

Wabup Sragen Daryanto tak hadir dalam pelantikan pejabat eselon itu. Padahal mobil dinasnya terlihat diparkir di depan kantor dinas, tempat parkir yang berdekatan dengan tempat parkir mobil dinas Bupati biasanya. Pada pelantikan pejabat 400-an orang beberapa waktu lalu pun, Wabup juga tidak hadir. Wabup enggan berkomentar saat ditanya alasan mengapa tidak hadir dalam pertemuan pelantikan 400-an pejabat beberapa waktu lalu.

JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya