SOLOPOS.COM - Reisa Kartikasari menjalani upacara siraman yang dilakukan kedua orangtuanya di rumah di Jl H Samanhudi, Solo, Kamis (8/11/2012). (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Reisa Kartikasari menjalani upacara siraman yang dilakukan kedua orangtuanya di rumah di Jl H Samanhudi, Solo, Kamis (8/11/2012). (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Seluruh proses menjelang pernikahan Kanjeng Mas Ayu Tumenggung (KMAT) Reisa Kartikasari dengan Kanjeng Pangeran (KP) Tedjodiningrat Brotoasmoro atau Jojo, boleh dibilang sangat kental dengan adat Keraton Solo. Mulai dari pingitan, proses siraman hingga rencana kirab dengan kereta kencana.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hari ini, Kamis (8/11/2012), saat melakukan proses siraman dan sungkeman di kediamannya, Jl H Samanhudi No 9 Solo, ritual yang dipakai juga tak lepas dari Keraton Solo. “Adat Jawa itu banyak makna filosofinya, adi ya ini alasan kami mengambil adat Jawa. Semoga kemeriahan pernikahan Reisa tak berhenti di pestanya tapi sampai nanti selesai pernikahan,” ucap ibu Reisa, KMAT Dewi Pandansari, saat ditemui wartawan di sela-sela siraman.

Air yang digunakan untuk siraman Reisa dan Jojo itu diambil dari tujuh sumber mata air Keraton Solo. Namun, saat ditanya mengenai nama-nama sumber tersebut, baik pihak keluarga Reisa maupun Hubungan Masyarakat (Humas) pernikahan mereka, KRH Bambang Pradotonagoro, kompak mengaku kurang begitu tahu namanya. “Nama-nama sumurnya kurang tahu jelas. Tapi yang pasti ada tujuh sumber yang diambil untuk siraman ini,” tambah Bambang saat ditemui wartawan di sel-sela siraman.

Sebelum melakukan prosesi siraman, Reisa yang pagi itu mengenakan kebaya biru melakukan ritual sungkem kepada orang tua dan eyangnya. Seusai sungkem, prosesi siraman dimulai. Reisa yang mengenakan kemben hitam dengan hiasan bunga melati, disirami dengan air yang dicampur kembang mawar oleh sebelas perempuan dari anggota keluarganya dan kerabat mempelai pria yang juga termasuk keluarga Keraton Solo.

Keluarga Keraton Solo yang turut menyiramkan air tujuh sumber itu ialah GK Ratu Alit, GK Ratu Mas, GK Ratu Widoretno dan DR BRAy Mooryati Sudibyo, sisanya berasal dari keluarga Reisya yang terdiri dari adik neneknya dan saudara perempuan sang ibu atau ayah.

Sementara, di lokasi berbeda, di kediaman Jojo daerah Jalan Bhayangkara, calon pengantin pria, Jojo juga melakukan prosesi serupa. Saat sungkeman, kedua orang tua Jojo yang sudah meninggal diwakilkan oleh kakak tertuanya dan sang suami, Raden Ayu (RAy) Febri Hapsari Dipokusumo dan KGPH Dipokusumo. “Orangtua Mas Jojo sudah meninggal jadi sebagai yang mbakohi itu Gusti Dipokusumo,” tambah Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya