SOLOPOS.COM - Ilustrasi pernikahan dini (JIBI/Solopos/Antara-blogammar.com)

Pernikahan dini kerap kali membuat pasangan muda usia kebingungan tatkala harus merawat bayi.

Semarangpos.com, SEMARANG — Pakar keperawatan maternitas Rita mengingatkan banyak pasangan yang menikah dini kerap kebingungan dalam merawat anaknya yang masih bayi. Hal itu bisa diatasi dengan mengikuti parenting class.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ya, dipengaruhi juga dari aspek usia yang masih sangat muda. Mereka secara psikologis kerap belum siap untuk memiliki anak, terutama dari si ibunya,” kata Ns. Rita Dewi di Semarang, Sabtu (15/10/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Hal tersebut diungkapkan master keperawatan itu saat menjadi pemateri kegiatan parenting class bertema “Perawatan Bayi Baru Lahir” yang diprakarsai Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kusuma Pradja Semarang. Rita yang juga Kepala Bidang Keperawatan RSIA Kusuma Pradja Semarang mengatakan bahwa anak, terutama yang masih bayi atau baru lahir, membutuhkan perawatan khusus yang harus dipahami para ibu.

“Mereka [pasangan dini] ini sebenarnya belum siap memiliki anak dan memang belum pernah punya anak jadi kebingungan. Namun, perawatan bayi baru lahir ini bisa dipelajari,” katanya.

Secara umum, kata jebolan Magister Keperawatan Maternitas Universitas Indonesia (UI) itu, ada beberapa faktor yang harus dipahami dalam merawat bayi, yakni bayi butuh ketenangan dan kehangatan. “Kemudian, pakaian bayi juga harus diperhatikan, cara memandikan bayi, perawatan tali pusar, hingga pemberian air susu ibu. Yang kerap jadi kendala, perawatan tali pusar bayi,” katanya.

Biasanya, kata dia, ibu yang sudah pernah memiliki anak sudah paham. Akan tetapi, yang sama sekali belum memiliki anak sering kebingungan. Misalnya, ketika tercium bau menyengat dari tali pusar anaknya.

Ia menjelaskan bahwa prinsip perawatan tali pusar bayi adalah bersih dan kering sehingga ibu harus sesering mungkin membersihkan dengan air hangat dan kasa steril tanpa menunggu sampai bayi dimandikan. “Begitu tahu popok anaknya basah, segera bersihkan tali pusar. Sebenarnya kalau perawatan dilakukan secara tepat, biasanya dalam 5 sampai 7 hari tali pusar sudah kering atau ‘puput’,” kata Rita.

Sementara itu, Direktur RSIA Kusuma Pradja Semarang Makmur Santosa menjelaskan parenting class merupakan kegiatan bulanan yang menyasar kalangan ibu, kader posyandu, dan PKK. “Jadi, bisa membantu memberikan edukasi kepada mereka. Temanya bervariasi, tetapi seputar kesehatan ibu dan anak. Alhamdulillah, antusias peserta sangat besar meski tidak gratis,” katanya.

Bahkan, kata dia, peserta tetap antusias berdatangan meski beberapa waktu lalu Jl. Bugangan Raya yang menjadi akses jalan menuju RSIA Kusuma Pradja sempat tergenang rob atau limpasan air laut. “Alhamdulillah, sejak 8 Agustus lalu sudah tidak rob lagi. Ya, ini semua tidak lepas dari upaya Pemerintah Kota Semarang dan jajaran terkait. Kami sangat berterima kasih,” pungkas Makmur.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya