SOLOPOS.COM - Warga memancing di Sungai Dudan di perbatasan Lingkungan Kedung Ringin, Kelurahan Giripurwo- Lingkungan Sukorejo, Kelurahan Giritorto di Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jumat (12/2/2021). Kawasan itu sebelumnya tergenang akibat terkena luapan air sungai tersebut. (Solopos/Rudi Harton)

Solopos.com, WONOGIRI — Genangan air kawasan permukiman di perbatasan RT 003/RW 012 Lingkungan Kedung Ringin, Kelurahan Giripurwo-RT 003 dan 004/RW 010 Lingkungan Sukorejo, Kelurahan Giritorto di Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri akibat luapan air Sungai Dudan, pada Jumat (12/2/2021) sudah surut.

Kawasan tersebut berpotensi kembali tergenang jika terjadi hujan dan spillway atau pintu Waduk Gajah Mungkur masih dibuka. Lokasi itu dahulu selalu terdampak luapan anak Sungai Bengawan Solo tersebut. Sejak sungai di area perbatasan itu dinormalisasi, beberapa tahun lalu, peristiwa tersebut tidak terjadi lagi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pantauan Solopos.com di lokasi, Jumat, area yang tergenang hanya tinggal di Taman Sukorejo bagian tepi. Jalan lingkungan yang sebelumnya tak bisa dilalui karena tergenang hari itu sudah bisa dilewati kendaraan. Meski genangan di kawasan permukiman sudah surut, tetapi muka air sungai yang melintas di perbatasan dua kampung itu masih tinggi. Sejumlah warga memancing di sungai tersebut.

Baca Juga: Tradisi Chunyun saat Imlek, Mirip Mudik Lebaran di Tanah Air

Warga sekitar, Yoko, menginformasikan air sungai meluap ke area sekitar sungai pada Rabu (10/2/2021) pagi. Peristiwa itu terjadi beberapa jam setelah spillway dibuka pada Rabu dini hari. Air buangan dari waduk dalam jumlah sangat besar membuat debit Sungai Bengawan Solo meningkat tajam.

Alhasil, debit Sungai Dudan yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo juga turut naik hingga akhirnya meluap. “Tapi saat itu genangan air tak sampai ke rumah warga. Genangan terjadi hanya dua jam,” kata lelaki paruh baya itu saat ditemui.

Dia menceritakan, dahulu setiap peristiwa seperti itu terjadi, kawasan permukiman di Wonogiri yang terdampak jauh lebih luas. Sampai ada beberapa rumah warga di sekitar sungai, baik di Kedung Ringin maupun Sukorejo, yang tergenang. Kemudian kawasan tersebut dibenahi melalui Program Kota Tanpa Kumuh atau Kotaku.

Memancing

Pembenahan juga menyentuh perbaikan sungai. Sejak saat itu area tersebut tak tergenang meski debit sungai meningkat. “Lalu Rabu lalu meluap lagi. Warga sudah sangat terbiasa dengan kondisi seperti ini. Toh sekarang ini genangannya juga cepat surut,” imbuh Yoko.

Saat debit air meningkat signifikan seperti sekarang banyak warga memancing di sungai. Hal itu sudah menjadi kebiasaan warga. Yoko memprediksi sungai bersangkutan akan kembali meluap jika terjadi hujan lebat dan spillway masih dibuka. Itu karena elevasi sungai yang melintas di permukiman saat ini masih tinggi, yakni hampir sejajar dengan bibir sungai. Namun, dia berharap peristiwa itu tak terjadi lagi.

Baca Juga: Siaga Hijau, Kondisi Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Dipastikan Aman

Warga lainnya, Suradi, menyampaikan hal sama. Genangan kali ini tidak lebih parah dari peristiwa sebelum-sebelumnya. Dia bersyukur genangan cepat surut, sehingga warga sekitar bisa beraktivitas seperti biasa.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Wonogiri, Bambang Haryanto, mengatakan saat terjadi genangan tidak ada warga yang mengungsi. Dia menjelaskan spillway dibuka karena debit air di Waduk Gajah Mungkur meningkat hingga batas tertentu. Itu sudah menjadi pola yang dijalankan pihak terkait.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya