SOLOPOS.COM - Gerbang masuk permukiman Kentingan Baru, Jebres, Solo, Januari lalu, dipasangi spanduk bertuliskan penolakan pemasangan pathok oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). Warga yang dianggap menduduki lahan secara ilegal itu terus-menerus menolak relokasi. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Gerbang masuk permukiman Kentingan Baru, Jebres, Solo, Januari lalu, dipasangi spanduk bertuliskan penolakan pemasangan pathok oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). Warga yang dianggap menduduki lahan secara ilegal itu terus-menerus menolak relokasi. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

SOLO — Puluhan rumah di kawasan permukiman Kentingan Baru, Jebres, Solo, Sabtu (22/6/2013), dihancurkan oleh sekelompok orang yang tak jelas identitasnya. Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, kelompok tersebut berjumlah puluhan orang. Mereka mendatangi permukiman tersebut sekitar pukul 10.00 WIB. Dengan tangan kosong, kelompok itu merobohkan sebagian rumah warga Kentingan Baru yang rata-rata terbuat dari gedek.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pendamping warga Kentingan Baru, Endro Sudarsono, menyebutkan kelompok itu sekurang-kurangnya berjumlah 100 orang. “Ada 100-an preman datang sekitar pukul 10.00 WIB. Dengan mengancam dan memberikan tanda silang mereka mengancam akan merobohkan rumah kalau tidak segera pergi dalam tiga hari,” ungkapnya saat dihubungi Solopos.com, Sabtu.

Endro menuturkan saat kejadian di dalam rumah umumnya hanya terdapat perempuan dan anak-anak. Melihat aksi kelompok tersebut, para penghuni dan anak-anak itu pun ketakutan dan tak bisa berbuat banyak. “Ada rumah yang dipecahkan kacanya, ada yang dirobohkan. Memang ada satu laki-laki, akhirnya jadi korban pemukulan,” tambah dia.

Endro menerangkan atas kejadian itu setidaknya terdapat terdapat 35 rumah semipermanen roboh serta 25 rumah permanen rusak. Dia menjelaskan atas kejadian tersebut pihaknya sudah melaporkan ke Mapolresta Solo.

Sementara itu, salah satu warga yang terkena pukulan, Wahono, 42, mengatakan kelompok tersebut datang kemudian memberi tanda silang di rumah yang hendak dirobohkan. “Saya berusaha mempertahankan barang-barang yang ada di dalam rumah. Akhirnya saya dipukul,” urainya.

Dia menjelaskan meski merasa was-was, warga bertahan tinggal di Kentingan Baru. “Semua warga masih bertahan. Mau bagaimana lagi, kami mau kemana. Ya kami berharap ada perlindungan,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya