SOLOPOS.COM - Ilustrasi susu. (Pixabay)

Solopos.com, BOYOLALI – Permintaan susu di tingkat peternak sapi di Boyolali, Jawa Tengah, mengalami peningkatan hingga 50% di tengah pandemi Covid-19. Permintaan datang dari perusahaan-perusahaan pengolahan susu yang telah bekerja sama.

Salah satu peternak sapi perah di Karangkendal, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali, Sri Sukarti, mengatakan sejak Juni 2021, permintaan susu meningkat hingga 50%. Dia mengatakan peningkatan permintaan susu itu merata di wilayah Musuk.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Alhamdulillah dengan adanya peningkatan permintaan ini, kami dari petani masih bisa melayani. Kami setor ke KUD. Empat sapi bisa menghasilkan 60 liter per hari untuk pagi. Jadi untuk permintaan, kemarin-kemarin hanya 30 liter, sekarang bisa 60 liter per hari,” kata dia kepada wartawan, Kamis (20/8/2021).

Ekspedisi Mudik 2024

Harga akan disesuaikan dengan kualitas susu. Susu dengan kualitas tertinggi dihargai Rp6.000 per liter. Kemudian di bawahnya ada Rp5.700 per liter dan Rp5.500 per liter.

Baca juga: 1 Bulan Tutup, Bupati Karanganyar Izinkan Uji Coba Pembukaan Objek Wisata

Menurutnya, peningkatan permintaan susu di Boyolali terjadi karena permintaan dari perusahaan pengolah susu (IPS) yang bekerja sama juga meningkatkan.

“Peningkatan terjadi karena peningkatan permintaan dari pabrik. Kemungkinan gudang pabrik habis, sekarang minta lagi,” kata dia yang juga pegawai di KUD Musuk tersebut. Sebelumnya keterserapan susu di KUD Musuk dari para petani sekitar 11.000 liter per hari. Namun kini juga mengalami peningkatan hingga 50%.

Sementara itu berdasarkan catatan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali, di tengah pandemi Covid-19 saat ini ada tren peningkatan permintaan susu. Kepala Bidang (Kabid) Produksi Ternak Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali, Gunawan Andriyanto,  pada saat pandemi ini ada kemungkinan kondisi di negara penghasil susu mengalami gangguan baik dalam hal distribusi maupun produksi.

Baca juga: Gaji Gubernur Ganjar Ternyata Cuma Rp3 Juta/Bulan, Tapi Tunjangan Operasionalnya Bikin Melongo

Hal itu mengakibatkan suplai ke Indonesia berkurang sehingga permintaan susu di dalam negeri meningkat.

“Ada satu faktor yang menonjol, jadi selama pandemi, memang kesadaran masyarakat kita untuk mengonsumsi susu cukup tinggi. Ada keyakinan bahwa dengan mengonsumsi susu dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan imunitas sehingga permintaan susu juga cukup meningkat,” kata dia dalam rilis yang diterima Solopos.com, Jumat (20/8/2021).

Disebutkan, jumlah sapi perah di Boyolali dalam tiga tahun terakhir cukup stabil, yakni sekitar 94.000 ekor. Peningkatan hanya sekitar 0,5%-1%. Dari jumlah tersebut Kabupaten Boyolali mampu menyumbangkan 49.000 ton susu/tahun, setara 136 ton per hari, atau menyumbang 49% di Jawa Tengah. Wilayah penghasil susu sapi di Boyolali tersebar di Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk, Tamansari, Ampel, Mojosongo dan sedikit di Kecamatan Boyolali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya