SOLOPOS.COM - Seorang pembuat jenang asal Kelurahan Joho, Kecamatan Sukoharjo, Eri Sunarto (kanan) tengah melayani pembeli, Jumat (14/5/2021). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO--Permintaan jenang Sukoharjo anjlok hingga 40 persen pada Lebaran 2021 ini. Beragam jenis jenang ini biasanya kerap menjadi oleh-oleh khas Sukoharjo yang diborong perantau atau kaum boro yang hendak ke daerah perantauan.

Penyebab permintaan jenang di Sukoharjo anjlok diduga akibat larangan mudik pada Lebaran 2021 ini. Hanya sebagian kecil perantau yang nekat pulang ke kampung halaman.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Jika tak ada perantau yang mudik otomatis tingkat permintaan jenang juga turun. Tak seperti saat Lebaran pada tahun-tahun sebelumnya," ujar seorang pembuat jenang asal Kelurahan Joho, Kecamatan Sukoharjo, Eri Sunarto, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (14/5/2021).

Baca Juga: Kisah Anggota Koramil Sukoharjo Tak Berhenti Edukasi 5M ke Warga

Dia mengatakan sebelum muncul pandemi Covid-19, para pembuat jenang Sukoharjo menangguk untung besar lantaran melimpahnya order dari pelanggan terutama kaum boro. Bahkan, mereka kewalahan melayani permintaan para pelanggan. "Sebelum pandemi Covid-19 bisa memproduksi sekitar 20 loyang per hari. Kini, maksimal hanya empat loyang per hari. Itu pun mengandalkan pesanan dari pelanggan," kata Eri.

Biasanya, para pembuat jenang harus menambah bahan baku tiga kali lipat dibanding hari biasa saat Lebaran. Misalnya, beras ketan, gula, dan kelapa. Hal ini dilakukan lantaran melonjaknya tingkat permintaan jenang yang menjadi jujukan oleh-oleh para perantau.

Praktis, para pembuat jenang hanya mengandalkan pesanan masyarakat yang hendak menggelar acara pertemuan atau hajatan pernikahan. Beragam jenis jenang seperi wingko babat, prol, krasikan menjadi penganan tradisional yang disuguhkan kepada para tamu.

Baca Juga: Petugas Kebersihan Bekerja Bergilir Saat Lebaran

Tidak ada kenaikan harga jenang saat libur Lebaran. Harga beragam jenis jenang dibanderol Rp75.000 per potong. "Ada pesanan 20 loyang jenang untuk acara hajatan pernikahan pada Senin [17/5/2021]. Mau bagaimana lagi, industri pembuatan jenang juga terdampak pandemi Covid-19," papar dia.

Seorang pembeli jenang asal Desa Kenokorejo, Kecamatan Polokarto, Sukidi, mengatakan memesan jenang dan wingko babat untuk acara lamaran anaknya pada Minggu (16/5/2021). Sukidi mengaku kerap membeli jenang yang disuguhkan saat acara keluarga atau arisan. Rasanya yang manis serta tekstur lembut dan kenyal menjadi citarasa penganan khas Sukoharjo. "Saya sudah lama menjadi pelanggan sejak belasan tahun lalu. Saat ada acara atau kegiatan, saya pasti membeli jenang untuk para tamu," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya