KULONPROGO—Minimnya permintaan dropping air dari masyarakat sejak awal Agustus lalu membuat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kulonprogo justru merasa khawatir.
Menurut Direktur PDAM Kulonprogo, Djumantoro, jumlah pemohon dropping air hingga 16 Agustus baru tercatat sebanyak 35 tanki air bersih yang didrop ke 5 dusun di dua kecamatan yakni Kokap dan Sentolo. Menurutnya, jumlah tersebut sangat jauh menurun jika dibandingkan dengan bencana kekeringan yang melanda Kulonprogo pada 2009 lalu. Saat
itu, kata dia, dalam sehari saja, pihaknya bisa melayani permintaan dropping air hingga 40 tanki.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
”Saya khawatirnya mereka [masyarakat] menganggap saat pemetaan itu sudah sekalian pengajuan dropping,” ujarnya hari ini, (15/8). Ia menjelaskan, prosedur pengajuan permohonan dropping air harus melalui pihaknya terlebih dahulu dengan menggunakan tembusan BPBD dan Bupati. ”Setelah surat masuk, langsung kami tindaklanjuti ke tembusan-tembusan itu,” imbuhnya.
Terpisah, Hepy Eko Nugroho, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulonprogo justru menepis kekhawatiran tersebut. Ia membantah jika terjadi miskomunikasi antara masyarakat dengan pemerintah khususnya terkait prosedur pengajuan permohonan dropping air.
”Kami sudah berikan sosialisasi. Masyarakat sudah paham bagaimana cara mengajukan permohonan dropping,” ucapnya.(Harian Jogja/Arief Junianto)
Foto Ilustrasi