Klangenan
Sabtu, 24 Agustus 2013 - 03:40 WIB

Permablitz Jogja, Arisan Membuat Kebun untuk Kelanjutan Kehidupan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kegiatan Permablitz (JIBI/Harian Jogja/Istimewa)

Kegiatan Permablitz (JIBI/Harian Jogja/Istimewa)

Bagi sebagian besar orang, istilah permaculture memang belum akrab di telinga. Namun hal itu justru menjadi semangat Permablitz untuk mempopulerkan kegiatan ini.

Advertisement

Komunitas yang baru berdiri Februari 2013 lalu mengadakan kegiatan arisan berkebun dengan mendatangi rumah orang yang mengundang. Kemudian, mereka membuat kebun secara bersama-sama. Penasaran? Berikut ulasan wartawan Harian Jogja switzy Sabandar.

Jangan dibayangkan kebun yang dibuat Permablitz sekedar kebun asal-asalan. Pantang bagi kelompok ini hanya menanami sepetak tanah kosong dengan aneka tumbuhan. Tapi mereka akan membuat sebuah kebun yang selaras dengan alam. Tujuannya, kehidupan yang berkelanjutan.

Advertisement

Jangan dibayangkan kebun yang dibuat Permablitz sekedar kebun asal-asalan. Pantang bagi kelompok ini hanya menanami sepetak tanah kosong dengan aneka tumbuhan. Tapi mereka akan membuat sebuah kebun yang selaras dengan alam. Tujuannya, kehidupan yang berkelanjutan.

Permablitz merupakan kependekan dari Permaculture Blitz yang dapat diartikan sebagai kegiatan permaculture yang kilat. Praktiknya, komunitas ini membuat kebun dalam waktu singkat. Sekitar dua hari, di rumah-rumah orang yang mengundangnya.

Permablitz Permaculture Designer, Krisna Waworuntu, bercerita, permaculture berasal dari Australia pada 1970-an. Permaculture juga merupakan kependekan dari permanen agriculture yang bisa dimaknai sebagai pertanian yang permanen karena membiarkan alam bekerja dengan sendirinya.

Advertisement

“Dalam permaculture ada keselarasan tradisional dan modern,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Permaculture tidak hanya soal kebun atau pertanian melainkan juga menyangkut seluruh aspek kehidupan.

Sistem yang diterapkan meniru alam, yaitu alam mampu bekerja sendiri tanpa campur tangan manusia, sehingga peran manusia dalam komunitas ini adalah membantu menyeimbangkan secara alami mengingat kondisi alam saat ini sudah banyak tercemar.

Advertisement

Selain berkebun, kata Krisna, mengolah limbah juga menjadi bagian dari permaculture. Tidak hanya itu, cara mengolah makanan sehat dari hasil kebun pun juga termasuk dalam kegiatan ini.

“Permaculture tidak hanya pertanian melainkan juga landscape design, sehingga dalam membuat kebun pun harus optimal dalam pengaturannya sehingga mengirit tenaga manusia dan memaksimalkan kemampuan alam,” terang dia.

Konsep itulah yang diadopsi Permablitz. Kebun yang ditanam di lahan rumah tangga akan menolong ketahanan pangan keluarga. Tanaman yang ditanam pun seputar tanaman pangan yang dapat memperkecil pengeluaran rumah tangga dalam membeli cabai, bawang, dan sejenisnya. Ada pula tanaman sayur yang ditanam.

Advertisement

Sebagian besar sasaran dari kegiatan ini adalah orang kota karena mereka tidak bisa menikmati koneksi dengan alam. Permablitz ingin membuat orang terhubung dengan bahan maupun tanaman pangan di rumah tangga sendiri.

“Sederhananya, kami membuat kebun bisa mengirit pengeluaran rumah tangga. Kalau kami bisa menanam cabai dan bawang saja sudah membantu. Orang Indonesia tidak bisa lepas dari sambal,” urai Krisna.

Tidak berhenti sampai di sini, pengolahan hasil pangan pun dilakukan secara organik yakni dengan menggunakan bahan alami, tanpa pewarna, pengawet maupun bahan kimia berbahaya lainnya. Terdapat pula tukang masak yang mengajarkan cara mengolah masakan sehat.

“Sejauh ini sudah ada sekitar 200 orang yang kebun di rumahnya dibuat menjadi lahan produktif,” imbuh dia.

Labodalih Sembiring, salah satu penggagas Permablitz, menuturkan, keberadaan Permablit berawal saat ia dan ketiga temannya berkumpul dan memutuskan untuk menerapkan permaculture. Facebook menjadi sarana mereka untuk dikenal orang melalui akun grup tersebut.

Untuk promosi kegiatan Permablitz melakukan secara gethok tular sehingga tidak ada promosi khusus. “Tapi yang jelas keanggotaannya bisa untuk semua dan cuma-cuma,” ungkap dia.

Secara teknis, berkebun yang dilakukan Permablitz tidak asal menanam. Sebab perlu dilakukan survei satu atau dua hari sebelum kebun dibuat. Survei tersebut dimaksudkan untuk melihat arah sinar matahari, bentuk lahan, dan sejenisnya.

Tujuannya memudahkan pemilik kebun dalam merawat, sehingga menghemat tenaga. Misal, bentuk kebun yang memudahkan orang untuk menyiram dalam satu kali gerakan dibuat dengan desain melingkar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif