SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Sektor kerajinan, fesyen dan seni pertunjukan menjadi sektor industri kreatif yang paling potensial di Kota Solo. Hanya saja, dalam pengembangannya industri kreatif ini masih menemui beberapa permasalahan.

Permasalahan tersebut di antaranya, dukungan sumber daya manusia yang siap pakai bagi industri kurang sinkron. Kedua, Pemerintah Kota Solo belum mempunyai master plan pengembangan industri kreatif. Demikian disampaikan Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Manajemen dan Bisnis UMS, Anton Agus Setiawan, di sela-sela Workshop Model Pengembangan Industri Kreatif Kota Solo dengan Kerangka Klaster Pariwisata kerjasama dengan Bank Indonesia (BI) Solo, di Solo Paragon, Kamis (9/12).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Semestinya, lanjut Anton, ratusan seni pertunjukkan di Solo bisa dimanfaatkan oleh pelaku kerajinan dan fesyen atau industri pendukung seperti perhotelan dan biro perjalanan wisata menjadi sebuah paket wisata. Sementara, Dosen ISI Solo, Dwi Wahyudiarto, menyampaikan pemahaman dunia wirausaha bagi kalangan seniman masih minim. “Seniman lebih banyak fokus pada idealisme seni. Semestinya, ada sinergi antara seniman yang menggunakan idealismenya dengan pelaku bisnis yang terus melakukan naluri bisnisnya.”

Pada kesempatan yang sama, Redaktur Senior Harian Umum SOLOPOS, Mulyanto Utomo menambahkan, industri kreatif perlu diinformasikan kepada masyarakat melalui media massa. Baik dalam bentuk launching produk, iklan, atau kegiatan lain yang memungkinkan diliput pers.

haw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya