Solopos.com, SUKOHARJO – Perlintasan kereta api (KA) tanpa palang pintu di KM 114+4/5 Sukoharjo tepatnya penghubung Desa Mayang, Kecamatan Gatak dan Desa Purbayan, Kecamatan Baki dua kali memakan korban jiwa.
Menurut Kepala Desa (Kades) Purbayan, Budi Sriyanto, di lokasi tersebut sudah terjadi dua kecelakaan maut.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Pertama di 2017 lalu, mobil yang dikendarai Kanit Dikyasa Satlantas Polres Sukoharjo, Iptu Sumanto tertabrak kereta api. Dalam kecelakaan itu, Iptu Sumanto meninggal dunia.
"Setelah kejadian itu perlintasan langsung dipasangi portal. Tapi masih bisa dilalui motor," katanya ketika berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (14/11/2020).
Begini Kronologi Kecelakaan Maut yang Menewaskan Anggota DPRD Malang
Setelah kejadian itu, seorang guru TK asal Laweyan, Kota Solo, Solikhah, 37, tertabrak kereta Argo Wilis pada Jumat (13/11/2020).
Guru TK ini tertabrak saat melintas di perlintasan tanpa palang pintu dengan mengendari sepeda motor Yamaha Mio. Tubuh Solikhah dan sepeda motor terpental hingga sejauh 20 meter dari lokasi kejadian dengan kondisi meninggal dunia.
Positif Covid-19 Meledak Hingga 163 Orang Dalam 6 Hari, Boyolali Terjun Ke Zona Merah
Atas kejadian ini PT Kereta Api Indonesia (KAI) langsung memasang portal di perlintasan kereta api (KA) tanpa palang pintu tersebut.
"Sudah ditutup oleh PT KAI. Sudah tidak bisa lagi dilalui kendaraan," katanya.
Selain memasang portal, PT KAI juga menghancurkan cor jalan pada perlintasan kereta api tersebut.