SOLOPOS.COM - Acara FGD Kantor OJK Regional 3 Jateng dan DIY beserta Kantor OJK di bawah koordinasinya dengan wartawan media cetak dan elektronik se-Jateng dan DIY pada Kamis (24/11/2022). (Istimewa)

Solopos.com, MAGELANG — Ekonomi dan industri jasa keuangan di Jawa Tengah & DIY pada triwulan III 2022 pulih, tercermin dari pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah 5,28% dan DIY 5,82%. Selain itu, kondisi industri jasa keuangan di Jateng dan DIY sampai September 2022 dalam kondisi stabil dan tumbuh positif.

Kepala OJK Regional Jawa Tengah dan DIY, Aman Santosa, menyampaikan itu saat menggelar acara focus group discussion (FGD) Kantor OJK Regional 3 Jateng dan DIY beserta Kantor OJK di bawah koordinasinya dengan wartawan media cetak dan elektronik se-Jateng dan DIY pada Kamis (24/11/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

FGD tersebut dilaksanakan dalam rangka memperkuat sinergi dan keterbukaan di bidang stabilitas sistem keuangan dan peningkatan literasi dan inklusi daerah. Acara itu dihadiri 50 wartawan Jateng dan DIY.

“Aset perbankan Jawa Tengah tumbuh 8,94% [yoy], di atas nasional yang tumbuh 7,75% [yoy]. Di sisi lain, pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga [DPK] perbankan di Jawa Tengah tumbuh 9,64% [yoy] dan 5,35% [yoy], sedikit di bawah pertumbuhan kredit dan DPK perbankan nasional 11,00% [yoy] dan 6,82% [yoy],” ujarnya.

“Sementara itu, aset, kredit, dan DPK perbankan DIY masing-masing tumbuh 6,70% [yoy], 6,26% [yoy], dan 6,02% [yoy],” imbuh Aman.

Baca Juga : Masifkan Literasi Keuangan, OJK akan Libatkan Kepala Desa Jadi Agen Literasi

Pertumbuhan ini, lanjutnya, seiring dengan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) di Jawa Tengah tertinggi secara nasional, yaitu Rp42,95 triliun atau 18,14% dari total seluruh penyaluran KUR nasional.

Aman juga melaporkan tentang industri keuangan bank lain. “Lembaga Keuangan Mikro [LKM] di Jawa Tengah merupakan yang terbanyak secara nasional yakni 119 LKM dari total LKM nasional 238 LKM. Di DIY terdapat 3 LKM,” ungkap Aman.

Edukasi Literasi dan Inklusi Keuangan

Aset LKM di Jawa Tengah tercatat Rp603,82 miliar dengan share terhadap nasional mencapai 42,04%. Selain menjaga stabilitas industri jasa keuangan, OJK juga berkomitmen meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Jateng dengan berbagai program edukasi, di antara, FGD yang dilaksanakan hari itu.

Selain itu, OJK Kantor Regional 3 Jawa Tengah dan DIY juga menggagas Program Desa dan Kelurahan Melek Keuangan untuk meningkatkan jangkauan edukasi secara lebih luas. “Sebagai pilot project, OJK akan me-launching desa sebagai Pusat Informasi Keuangan Terpadu pada Desember nanti di Wonosobo,” tutur Aman.

Baca Juga : Daftar 9 Investasi Bodong per Oktober 2022, dari Money Game hingga Marketplace

Kepala OJK Daerah Istimewa Yogyakarta, Parjiman, menyampaikan Kantor OJK Jogja sudah mengedukasi seluruh lurah di Yogyakarta terkait melek keuangan.

Parjiman menyampaikan tingkat literasi keuangan DIY sebesar 54,55% atau sudah lebih tinggi dibandingkan nasional sebesar 49,68%. Kemudian, tingkat inklusi keuangan sebesar 82,08%, tercatat lebih rendah dibandingkan nasional sebesar 85,10%.

Selain itu, ia juga melaporkan porsi penyaluran kredit UMKM di Jateng dan DIY mencapai 49,37% (yoy) dan 49,04%, di atas porsi penyaluran kredit nasional 21,53% (yoy).

Porsi itu menurutnya sudah memenuhi arahan Presiden agar porsi kredit UMKM perbankan sebesar 30% di tahun 2024. Berikutnya, NPL net perbankan Jateng masih terjaga pada angka 0,93% karena pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).

Kepala OJK Tegal, Noviyanto Utomo, menyampaikan NPL Perbankan sedikit meningkat karena terdapat kredit restrukturisasi terdampak Covid-19.

Baca Juga : Sri Mulyani: RUU PPSK Harus Pertahankan Independensi BI, OJK, LPS!

Edukasi ke Babinsa se-Soloraya

Di bidang pasar modal pada September 2022, jumlah investor di Jateng meningkat 49,58% (yoy) menjadi 492.136 Single Investor Identification (SID) dengan nilai transaksi Rp18.01 triliun.

Sementara itu, jumlah investor pasar modal di DIY meningkat 39,27% (yoy) mencapai 86.246 SID dengan nilai transaksi Rp3,76 triliun.

Pengguna Fintech peer to peer landing legal juga berkembang cukup pesat di Jateng dan DIY. Nominal peminjam (borrower fintech) di Jateng tumbuh 67,66% (yoy) mencapai Rp32,77 triliun dengan jumlah rekening 6,26 juta.

Kemudian, borrower fintech DIY tumbuh 1.266,45% (yoy) mencapai Rp5,29 triliun dengan jumlah rekening 950.000. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan borrower fintech nasional yang tercatat 1.229,29%.

Baca Juga : Masyarakat Perlu Tingkatkan Literasi Keuangan Hindari Pinjol Ilegal

Noviyanto menambahkan tingkat inklusi keuangan atau akses keuangan Jawa Tengah tercatat meningkat dari tahun 2019 sebesar 65,71% menjadi 85,97% pada tahun 2021 atau lebih tinggi dibanding tingkat inklusi nasional sebesar 85,10%.

Di sisi lain, Kepala OJK Solo, Eko Yunianto, menyampaikan bahwa edukasi secara masif juga telah dilaksanakan kepada Bintara Pembina Desa (Babinsa) se- Soloraya. Nantinya, edukasi juga akan dilaksanakan kepada Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) se-Soloraya.



Kolaborasi OJK dan Stakeholders

“Pelaksanaan edukasi secara masif bertujuan agar seluruh masyarakat Jawa Tengah dan DIY melek keuangan,” ungkap Kepala OJK Solo, Eko Yunianto.

Kepala OJK Purwokerto, Riwin Mirhadi, menyampaikan tingkat literasi keuangan yang merupakan indeks level pengetahuan masyarakat terhadap jenis produk keuangan di Jawa Tengah tercatat meningkat dari 47,38% pada tahun 2019 menjadi 51,69% pada tahun 2021 atau sudah lebih tinggi dibandingkan indeks literasi nasional sebesar 49,68%.

Baca Juga : Ancaman Resesi Global, OJK Sebut Stabilitas Jasa Keuangan RI Masih Terjaga

Deputi Direktur Manajemen Strategis, EPK, dan Kemitraan Pemerintah Daerah OJK KR 3 Jateng dan DIY, M. Riezky F. Purnomo, menjelaskan tingkat literasi dan inklusi Jawa Tengah dan DIY meskipun meningkat, masih kalah dengan beberapa provinsi lain.

Menurutnya, edukasi secara masif harus terus dilakukan dengan berkolaborasi antara OJK, pemerintah, industri jasa keuangan di Jawa Tengah, serta seluruh stakeholder.

“Peran rekan-rekan wartawan Jawa Tengah dan DIY dalam menyampaikan informasi keuangan kepada masyarakat juga kami harapkan dapat membantu meningkatkan literasi masyarakat,” tuturnya pada acara FGD.

Program peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Jawa Tengah ini juga dapat didukung Sarana Informasi Mobil Literasi dan Edukasi Keuangan (SiMOLEK). Edutainment milik OJK, yakni mobil literasi keuangan yang memiliki fitur dapat memfasilitasi pelaksanaan edukasi keuangan sekaligus penyediaan hiburan kepada masyarakat.

Baca Juga : OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya