SOLOPOS.COM - Fakultas Pertanian UNS bekerja sama dengan Balai Besar Pasca Panen Kementerian Pertanian untuk memperkuat FP UNS sebagai laboratorium pangan. (Istimewa/FP UNS)

Solopos.com, SOLO–Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (FP UNS) menggandeng Balai Besar Pasca Panen Kementerian Pertanian untuk memperkuat laboratorium pangan.

Kerja sama itu ditandai dengan penyelenggaraan Workshop Penyusunan Rencana Strategi Bisnis secara daring dan luring di UNS INN, Jumat (11/6/2021). Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Dekan Fakultas Pertanian UNS, Prof. Samanhudi, bersama Kepala Balai Besar Pasca Panen Kementerian Pertanian, Dr. Prayudi secara virtual.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Prof. Samahudi menyampaikan FP UNS berkomitmen membuka diri bekerja sama dengan institusi lain sejalan dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Kerja sama itu salah satunya bertujuan memperkuat FP UNS sebagai laboratorium pangan.

Baca Juga: Teken MoU dengan LSPPO, FP UNS Bekali Lulusan dengan Kompetensi Pertanian Organik

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami perguruan tinggi pertanian tidak bisa jalan sendiri, sehingga perlu menggandeng dengan berbagai institusi untuk mewujudkan MBKM tersebut. Sehingga dalam kesempatan ini Fakultas Pertanian mengundang stakeholder di dalam menyusun rencana strategi bisnis,” ujar Prof. Samanhudi seperti dalam rilis kepada Solopos.com.

Sementara itu, Dr. Prayudi membeberkan potensi dan tantangan pembangunan pertanian. Potensi tersebut meliputi keanekaragaman hayati, lahan pertanian, penduduk, dan inovasi teknologi.

“Sedangkan tantangan yang harus dihadapi adalah pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi, defisit perdagangan per subsektor, status dan luas kepemilikan lahan. Kemudian pendidikan dan usia petani, kemiskinan perdesaan, dampak perubahan iklim, akses pembiayaan, preferensi konsumen, revolusi industri 4.0, serta pendemi Covid-19,” ujarnya.

Yasonna Tak Kuasa Ditinggal Istri Tercinta

 

Sarjana Pertanian

Narasumber lain dalam workshop adalah Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Jawa Tengah, Ir. Sugeng Riyanto, MSc. Dia menyampaikan tentang urgensi sarjana pertanian di tengah-tengah masyarakat desa sejalan dengan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat di perdesaan.

“Dana desa yang langsung ke desa perlu dilakukan pendampingan supaya sesuai dengan penggunaan untuk memberdayakan masyarakat dan penguatan ekonomi lokal. Untuk itu pelu bergandengan tangan antara dinas pemberdayaan dengan perguruan tinggi,” kata Sugeng Riyanto.

Terkait kerja sama ini, Wakil Dekan Bidang Perencanan, Kerja Sama, Bisnis, dan Informasi, Dr. Agung Wibowo, mengatakan butir-butir kesepakatan terkait dengan konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Hal ini, kata dia, meliputi kegiatan magang, narasumber pembelajaran, serta penelitian khususnya pasca panen.

Kritik PPN Pendidikan, Muhammadiyah: Mana Tanggung Jawab Pemerintah?

“Kerja sama ini sebagai salah satu bagian di dalam penyusunan rencana strategis bisnis Fakultas Pertanian memasuki UNS PTNBH [perguruan tinggi badan hukum],” ujar Ketua panitia workshop, Dr. Heru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya