SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Perkembangan industri khususunya industri makanan dan minuman masih bergantung pada bahan baku impor.

Solopos.com, JAKARTA — Mayoritas bahan baku untuk industri makanan dan minuman berasal dari produk impor. Pasalnya, industri dalam negeri belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan industri tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu diungkapkan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi), Adhi Lukman, di Kantor Presiden di Jakarta, Selasa (13/10/2015).

“Bukannya kami ingin beli impor, kami juga berharap dapat memanfaatkan produk lokal. Akan tetapi belum seluruhnya tersedia, dan ini menjadi masalah,” kata dia.

Sebagian besar bahan yang digunakan industri makanan dan minuman diimpor dari Australia dan India, karna sesuai dengan standar yang diperlukan.

Adhi menuturkan Gapmmi meminta dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memastikan pasokan bahan baku di dalam negeri, seperti gula, garam, dan daging sapi untuk industri.

Hal itu, kata dia, untuk menjaga keberlangsungan industri makanan dan minuman di Tanah Air.

Menurut Adhi, Presiden telah menyatakan komitmennya untuk menjaga kelancaran pasokan bahan baku di dalam negeri. Apalagi, industri makanan dan minuman menjadi salah satu sektor dengan kontribusi terbesar terhadap penerimaan negara.

Tahun lalu, kontribusi industri makanan dan minuman menyumbang sekitar Rp5,5 miliar kepada penerimaan negara. Kontribusi sektor tersebut terhadap produk domestik bruto pun cukup besar, mencapai 32% dari total kontribusi industri nonmigas.

“Industri makanan dan minuman juga sangat strategis dan padat karya, karena menyerap hampir 4 juta tenaga kerja, dan menyebabkan multiplier effect hingga empat kali lipat pada industri pendukungnya,” ujarnya.

Sebelumnya, Adhi juga mengkritik rencana penghentian impor garam, karena akan membuat industri makanan dan minuman kebingungan mencari bahan baku.

Penggunaan garam sangat krusial pada industri makanan dan minuman, karena menjadi salah satu standar dari produk yang dihasilkan. Industri makanan dan minuman setidaknya membutuhkan sekitar 397.000 ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya