SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemetik buah kopi (Rachman/JIBI/Bisnis)

Perkebunan Jatim diprediksi mengalami penurunan produksi kopi hingga 30%.

Madiunpos.com, SURABAYA — Produksi tanaman kopi di Jawa Timur tahun 2016 ini diprediksi turun 20%-30% akibat faktor cuaca dan alam yang sempat terjadi pada tahun 2015 lalu.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ketua Asosiasi Petani Kopi Indonesia (Apeki) Jawa Timur Bambang Sriono mengatakan kondisi alam dan cuaca tahun lalu yang mempengaruhi tanaman kopi, yakni adanya kemarau panjang akibat fenomena alam El-Nino, dan abu erupsi Gunung Raung. “Tahun ini kelihatannya ada penurunan 20%-30% karena faktor cuaca dan alam yang mengganggu masa pembungaan pada tanaman kopi,” katanya kepada Bisnis, Kamis (11/2/2016).

Dia mengatakan penurunan produksi tahun 2016 ini tampaknya juga akan mempengaruhi pasar ekspor. Sementara itu, di dalam negeri sendiri, permintaan kopi jenis arabika dan robusta juga terus meningkat seiring dengan menjamurnya restoran dan kafe-kafe. “Tahun lalu, produksi biji kopi (greenbean) di Jatim yang diekspor mencapai 60.000 ton, kemungkinan juga akan menurun,” katanya.

Masalahnya, lanjut Bambang, kopi-kopi di Jatim terutama di daerah yang berada di bawah katulistiwa hanya memiliki masa panen setahun sekali. Untuk kopi arabika dipanen pada bulan ke lima dan robusta panen pada bulan ke tujuh. “Kalau yang bisa panen sepanjang tahun atau setiap tiga bulan sekali itu kopi yang tumbuh di daerah di atas Katulistiwa, seperti di Aceh itu panen kopinya sepanjang tahun,” jelasnya.

Harga Cenderung Stabil
Meski produksi menurun, kata Bambang, untuk memenuhi pasar domestik, petani di perkebunan kopi Jatim sudah mulai banyak yang melakukan hilirisasi produk kopi dari biji kopi atau greenbean menjadi biji kopi roasting (panggang) dan kopi powder (bubuk) agar mendapat nilai tambah. “Dari beberapa kabupaten penghasil kopi sudah mulai banyak yang melakukan hilirisasi seperti di Banyuwangi, Bondowoso, dan di sekitar Gunung Lawu,” imbuh Bambang.

Dia menambahkan, harga kopi saat ini pun tergolong cukup bagus bagi petani dan cenderung stabil. Harga kopi mentah tahun lalu berkisar US$2/kg untuk kopi robusta, dan US$4/kg untuk arabika. Di pasar domestik, harga kopi mentah atau greenbean produksi perkebunan Jatim hanya sekitar Rp22.500/kg-Rp25.000/kg untuk robusta dan untuk arabika harganya Rp50.000/kg-Rp100.000/kg. Apabila sudah diolah menjadi kopi roasting, harga per kilogram kopi robusta mencapai Rp90.000/kg-Rp100.000/kg dan untuk arabika sekitar Rp150.000/kg-200.000/kg.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya