SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani tebu (Dok/JIBI/Bisnis)

Perkebunan tebu di Jateng terganggu dengan hadirnya gula impor jenis raw sugar.

Semarangpos.com, SEMARANG — Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mendesak pemerintah pusat segera mengeluarkan kebijakan guna membatasi peredaran gula impor jenis row sugar. Desakan ini disampaikan Ganjar saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Dinas Pertanian dan Perkebunan se-Jateng di Wisma Perdamaian di Semarang, Senin (20/2/2017).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Impor raw sugar memang harus dibatasi. Kalau enggak ya akan menyusahkan petani. Kalau enggak petani akan malas menanam tebu dan akibatnya produksi gula akan menurun,” ujar Ganjar.

Ekspedisi Mudik 2024

Orang nomor satu di Jateng itu menjelaskan keberadaan raw sugar atau gula mentah memang memiliki fungsi yang banyak. Gula mentah sering dimanfaatkan untuk diolah sebagai gula kristal maupun gula rafinasi.

“Tapi kita kan belum punya mesinnya. Kalau mau daulat [gula] ya harus bisa buat sendiri [raw sugar],” imbuh Ganjar.

Pernyataan senada juga diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng, Yuni Astuti, yang berharap pemerintah segera mengeluarkan kebijakan pembatasan impor gula. “Tanpa adanya pembatasan impor gula akan membuat animo masyarakat untuk membudidayakan tebu turun,” beber Yuni dalam sambutannya saat Rakor Dinas Pertanian dan Perkebunan se-Jateng.

Yuni menambahkan saat ini kebutuhan gula di Jateng memang masih minus dibanding produksinya. Dari 3,7 juta ton tebu yang dihasilkan sepanjang 2016, Jateng baru bisa memproduksi 220.000 ton gula. Sementara kebutuhan akan gula tahun 2016 lalu mencapai 720.000 ton.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya