SOLOPOS.COM - Anik Purwanti, 40, mantan TKW asal Ngarum, Ngrampal, Sragen, bersama produk jamur crispy Ducrija. (Istimewa/Dok. Anik Purwanti).

Solopos.com, SRAGEN – Pernah terpukul setelah jadi korban penipuan calo tenaga kerja Indonesia (TKI) hingga rugi Rp30 juta, Ani Purwanti, 40, secara perlahan bangkit dari keterpurukan. Berkat kerja kerasnya, ibu dua anak asal Sragen itu berhasil menjadi bos setelah menekuni bisnis jamur crispy.

Awal 2000 menjadi momentum yang tidak akan pernah dilupakan Anik Purwanti. Saat itu, Anik yang baru lulus SMK memiliki impian untuk bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW). Bersama sejumlah teman sekolahnya, ia kemudian mendaftarkan diri sebagai TKW. Oleh seorang oknum pejabat di sekolah, ia dijanjikan bisa bekerja di Jepang dengan gaji fantastis.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Oknum yang mengaku memiliki relasi di perusahaan jasa tenaga keja Indonesia (PJTKI) itu kemudian meminta bayaran Rp30 juta sebagai biaya pendidikan dan pembekalan di lokasi penampungan di Jakarta sebelum diberangkatkan ke Jepang. “Dulu daftarnya dikoordinasi sama pihak sekolah sehingga kami tidak menaruh curiga. Kami sudah bayar Rp30 juta hasil utang ke BRI. Pada zaman dulu, uang segitu sudah cukup untuk membangun rumah. Kalau sekarang, nilainya bisa ratusan juta. Setelah menyerahkan uang, kami pun berangkat ke Jakarta untuk mengikuti pendidikan di tempat penampungan calon TKI,” kenang Anik, warga Ngarum, Ngrampal, Sragen ini, kala berbincang dengan Solopos.com, Selasa (6/6/2023).

Namun, malang tak bisa dihindari. Sesampainya di lokasi penampungan, Anik bersama teman-temannya malah tak segera mendapat panggilan ke Jepang. Bahkan, nasibnya mereka justru terkatung-katung selama sekitar dua bulan. “Daripada terkatung-katung, ya sudah kami minta diantar pulang ke Sragen. Uang Rp30 juta sudah hilang. Tapi, kami masih bersyukur karena selama di lokasi penampungan kami tidak dianiaya dan dilecehkan,” ujarnya.

Setelah beberapa pekan di kampung halaman, tak lama kemudian ia diminta berangkat lagi ke Jakarta oleh pihak sekolahnya untuk dididik menjadi calon TKI yang bekerja di Dubai. Namun, lagi-lagi, sesampainya di Jakarta ia menghadapi masalah yang sama. Namanya tidak terdaftar sebagai calon TKI yang akan diberangkatkan ke Dubai.

Sampai akhirnya ia mendapat tawaran bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Singapura selama dua tahun dan dilanjutkan ke Hongkong dengan pekerjaan yang sama selama 4,5 tahun. “Mau tidak mau ya saya terima tawaran bekerja sebagai ART itu. Sebab, saya punya tanggungan melunasi utang di bank itu,” jelasnya.

Setelah bertahun-tahun bekerja sebagai TKW, Anik memutuskan pulang ke kampung halaman pada 2009. Ia kemudian mencoba peruntungan baru dengan menjajal usaha jamur tiram crispy. Ia menjajakkan sendiri cemilan itu pakai gerobak dorong di Alun-Alun Sasana Langen Putra Sragen.

“Tiga bulan saya jualan di alun-alun pakai gerobak. Saya melayani pembelian eceran. Saya menikah pada Februari 2012. Alhamdulillah, suami saya support dengan usaha yang saya rintis,” ujarnya.

Berkat masukan seorang teman asal Jogja, Anik kemudian berinovasi membuat jamur crispy tanpa ada sisa minyak. “Saya harus wira-wiri naik motor dari Sragen ke Jogja selama sekitar setahun untuk belajar bisnis yang difasilitasi BMT Beringharjo. Di Jogja, saya belajar bagaimana mem-branding produk, belajar digital marketing, pembukuan dan lain-lain hingga akhirnya saya diwisuda,” ujarnya.

Untuk membuat cemilan jamur crispy itu lebih menarik, Anik membutuhkan sokongan modal. Ia kemudian mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI senilai Rp5 juta. Dana itu ia pakai untuk membeli mesin sealer standing pouch. “Awalnya saya menitipkan produk jamur crispy ke toko-toko dan warung makan yang tersebar di Sragen. Saya juga menawarkan langsung kepada sesama teman,” papar ibu dua anak ini.

Seiring berjalannya waktu, produk jamur crispy dengan brand DuCrija Snack makin dikenal publik. DuCrija merupakan kependekan dari Dunia Crispy Jamur. Ia menjual produk jamur crispy aneka rasa mulai dari keju, sapi panggang, balado, lada hitam dan lain-lain. Ia juga menambah produk lain seperti jenang pati garut, keripik usus, baby fish crispy, keripik tempe, emping garut, keripik pisang dan lain-lain.

Hingga akhirnya, Anik mendapat kesempatan untuk meng-upgrade kemampuan bisnisnya. Setelah melalui kurasi, ia terpilih menjadi UMKM binaan Bank Indonesia (BI) Solo. Ia kemudian mengikuti berbagai pelatihan dan pameran untuk meningkatkan penjualan melalui pasar online. “Pada 2018, sebelum pandemi, saya sudah merambah ke pasar online melalui marketplace Shopee, Tokopedia dan Bukalapak. Tapi, pasar offline juga tetap jalan. Ada beberapa distributor di luar Jawa yang turut memasarkan produk jamur crispy saya. Biasanya mereka pesan ratusan bungkus dalam sekali order,” jelasnya.

Produk jamur crispy Ducrija dipamerkan pada acara UMKM Expo di GOR Diponegoro Sragen, Kamis (1/6/2023). (Solopos.com/Moh. Khodiq Duhri)

Pada Kamis (1/6/2023), DuCrija Snack menjadi salah satu produk yang dipamerkan dalam UMKM Expo yang digelar di GOR Diponegoro Sragen. Namun, di waktu yang sama, Anik harus bertandang ke Jakarta untuk menerima piagam penghargaan dari program SisBerdaya. Program ini menyasar para perempuan pemilik usaha mikro dan ultra mikro di Indonesia.

Program SisBerdaya yang diselenggarakan DANA merupakan wadah bagi para pengusaha perempuan untuk memperoleh bimbingan langsung dari pakar untuk mengelola dan mengembangkan bisnis mereka.”Alhamdulillah, kemarin kami dapat piagam dan bantuan dana hibah untuk tambahan modal usaha dari program SisBerdaya,” jelasnya.

Sementara itu, untuk mendukung tumbuh kembang UMKM, BRI mencatat pertumbuhan kredit di sektor UMKM yang cukup signifikan pada kuartal I 2023. Bank pelat merah itu mencatat penyaluran kredit untuk segmen UMKM mencapai Rp989,6 triliun.

Jumlah tersebut mendongkrak porsi kredit UMKM BRI yang kini mencapai 83,86%. Angka itu meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp903,3 triliun. Adapun, total kredit BRI hingga kuartal I 2023 mencapai Rp1.180,1 triliun, naik dari total portofolio kredit BRI pada kurun waktu yang sama tahun lalu sebesar Rp1.075,9 triliun.

Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto mengatakan BRI optimistis dapat mencatat kinerja lebih baik pada 2023 ini dengan kredit yang diproyeksikan akan tumbuh di level 10%-12%. Pertumbuhan itu terutama didorong oleh segmen UMKM. “BRI bakal terus memacu porsi kredit UMKM dari sebelumnya mencapai 83,86% dari total kredit BRI atau setara dengan Rp989,64 triliun. Targetnya mencapai 85% pada 2024,” kata dia dalam rilis yang diterima Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya