SOLOPOS.COM - Warga terkonfirmasi positif Covid-19 memasuki bus untuk diberangkatkan dari GOR Gelarsena Klaten menjalani isolasi di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Minggu (25/7/2021). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Selama tiga hari terakhir seratusan warga terkonfirmasi positif Covid-19 di Klaten dipindahkan lokasi isolasi mereka dari rumah ke Asrama Haji Donohudan, Boyolali. Proses pemindahan itu dilakukan dengan diawali pendekatan ke masing-masing pasien.

Mobilisasi warga yang positif Covid-19 yang bergejala ringan maupun tanpa gejala itu dilakukan oleh tim Satgas Covid-19 masing-masing kecamatan terdiri dari kecamatan, puskesmas, serta TNI dan Polri. Warga yang bersedia lantas dibawa ke GOR Gelarsena Klaten dan selanjutnya diantar ke Donohudan menggunakan bus Polres Klaten serta Satuan Brimob.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Camat Ngawen, Klaten, Anna Fajria Hidayati, mengatakan ada lima warga positif Covid-19 yang pindah lokasi isolasi ke Donohudan. Sebelumnya mereka menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Brabus Smart EQ Fortwo Racing Green Edition Hadir di 2023

“Untuk mengajak mereka mau isolasi di Donohudan sebelumnya kami edukasi dulu bahwa tujuan pemindahan ini untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Setelah itu tumbuh kesadaran sendiri dan akhirnya mereka bersedia,” jelas Anna saat ditemui di GOR Gelarsena Klaten, Minggu (25/7/2021).

Anna mengatakan pada hari pertama atau Jumat (23/7/2021) dua orang bersedia pindah tempat isolasi ke Donohudan menyusul di rumah mereka ada kelompok rentan yakni orang tua yang memiliki komorbid. Sementara itu, pada hari kedua atau Sabtu (24/7/2021), proses pendekatan lebih mudah dilakukan menyusul dua warga yang positif Covid-19 justru meminta menjalani isolasi di tempat isolasi terpusat lantaran khawatir menulari anggota keluarganya jika masih isolasi di rumah.

“Setelah kami datangi dan tawari isolasi di Donohudan dia mau,” ungkap dia.

Pada hari terakhir atau Minggu (25/7/2021), warga juga bersedia isolasi lantaran sebelumnya dilakukan pendekatan melalui pemerintah desa serta pimpinan perusahaan tempat pasien itu bekerja.

Camat Kebonarum, Mudzakir, mengatakan ada tiga warga Kebonarum yang menjalani isolasi di Donohudan. “Sebelumnya kami asesmen dengan puskesmas mana saja yang memenuhi kriteria. Kemudian kami edukasi dan Alhamdulillah mereka bersedia. Ada juga yang meminta ditempatkan di tempat isolasi terpusat dimanapun,” urai dia.

Baca Juga: Tak Ada PHK, Karyawan di Kudus Terima 50% Gaji

Camat Jogonalan, Sutopo, mengungkapkan jumlah total ada lima warga Jogonalan yang menjalani isolasi di Donohudan. Sutopo pun mengakui tak mudah membujuk pasien agar bersedia isolasi di Donohudan. Beberapa kali pendekatan ke warga yang isolasi di rumah gagal lantaran beragam faktor.

“Pertama itu Muspika bersama kades mengajak suami istri yang sama-sama positif untuk isolasi ke Donohudan dan GOR. Namun, si istri tidak mau alasannya kalau dipisah tempat isolasi dengan suaminya. Kemudian yang akhirnya batal lagi itu karena belum lama ini orang tuanya meninggal dunia sehingga kami ada rasa toleransi karena suasana warga juga masih berduka,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya