Perjuangan Sambernyowo di atas batu

Gunung Gambar kaya akan mitos yang dipercaya secara turun temurun. Gunung itu terletak di Dusun Gunung Gambar, Desa Kampung yang berbatasan dengan Desa Jurangjero, Kecamatan Ngawen. Setiap tahun di tempat itu selalu diadakan upacara adat yang dihadiri oleh kerabat Mangkunegaran atau Kasunanan Surakarta.

Pada 2011, masyarakat setempat sudah mempersiapkan berbagai berbagai ubarampe adat tahunan yang akan berlangsung pada 7 Juli mendatang. Salah satu pemangku adat setempat, Sutrisno menjelaskan upacara adat di Gunung Gambar merupakan refleksi yang menceritakan dua kisah. Pertama, sebagai peringatan perjuangan Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyowo dengan gelar KGPA Mangkunegaran I yang menjadikan Gunung Gambar sebagai lokasi untuk mengatur strategi melawan Belanda.

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

“Di atas gunung ada batu, namanya Watu Kong. Batu ini dulu merupakan tempat duduk Pangeran Sambernyowo saat menggambar daerah-daerah yang akan dilewati untuk menyerang Belanda. Batunya agak sedikit berlubang,” terang Sutrisno, Selasa (21/6).

Di sebelah Watu Kong terdapat batu berlubang yang mengeluarkan air. Menurut Sutrisno, air yang berada dalam batu itu tidak pernah habis meskipun musim kemarau. 

Sementara menurut versi kedua, kata Sutrisno, pagelaran upacara adat tersebut untuk mengingat moksanya Putra Majapahit, Gading Mas di salah satu gua kecil yang berada di atas Gunung Gambar. Gua itu dipercaya sebagian masyarakat sebagai tempat bersemedi untuk ngalap berkah.

Perayaan tradisi itu dimulai dengan gunungan yang dibawa warga dari pintu gerbang situs Gunung Gambar menuju puncak Gunung Gambar. Gunungan itu telah disediakan oleh panitia perayaan adat. Iringan gunungan itu diiringi alunan musik tradisional serta kesenian desa setempat seperti doger.

“Gunungan tersebut disertai dengan beberapa hasil bumi, sebagai wujud rasa syukur masyarakat,” pungkasnya.(Harian Jogja Express/Sunartono)

HARJO EXPRESS CETAK